Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsep Unik Jadi Kunci Pusat Perbelanjaan Hadapi Dagang-el

Kehadiran industri dagang-el tidak hanya membuat ruang ritel menyusut, tetapi bahkan hingga terpaksa tutup.

Bisnis.com, JAKARTA — Industri dagang dalam jaringan atau dagang-el mulai marak dan mengancam keberadaan properti ritel fisik seperti mal dan pusat belanja. Namun, hal itu tak menyurutkan semangat pengembang untuk tetap membangun lokasi perbelanjaan.

Di negara besar seperti Amerika Serikat, keberadaan dagang-el sudah mampu merobohkan sejumlah perusahaan ritel yang memiliki toko fisik. Kehadiran industri dagang-el tidak hanya membuat ruang ritel menyusut, tetapi bahkan hingga terpaksa tutup.

Berdasarkan catatan Bisnis, di AS terdapat sejumlah merek ritel yang terpaksa menutup satu per satu toko fisiknya lantaran tak mampu bersaing dengan bisnis dagang-el dan akhirnya bangkrut. Mereka di antaranya adalah brand fesyen Forever 21 Inc., toko sepatu Aerosoles, Claire’s, Diesel, dan Payless, serta fesyen anak Gymboree.

Selanjutnya, menambah Panjang daftar kebangkrutan brand toko fisik akibat dagang-el di antaranya ada perusahaan farmasi Fred’s, pusat belanja Barney’s New York, Bonton, pengecer Sears Holding, dan perusahaan perabotan dan elektronik Gump’s dan Hhgregg.

Di Indonesia sendiri, beberapa pusat belanja fesyen seperti Matahari dan Payless juga sudah mulai lelah bersaing dengan bisnis dagang-el hingga beberapa tokonya menyusut dan ada pula yang tutup.

Direktur Marketing & Sales Pollux Properties Maikel Tanuwudjaja mengatakan bahwa pengembangan properti ritel saat ini memang menjadi lebih sulit dengan adanya industri dagang-el.

“Kalau isinya jualan baju kan memang sudah jadi sulit karena sudah online jelas lebih gampang, enggak perlu macet-macetan, cari parkir, antre kasir, dan menghadapi keribetan lainnya,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (1/10/2019).

Dengan adanya hal itu, salah satu strategi yang digunakan Pollux Properties pada produk ritel yang di beberapa proyek mixed use-nya adalah dengan memperbanyak penyewa ruang yang berbisnis makanan dan minuman, serta diutamakan yang unik.

“Jadi, kami lebih ke FnB [food and beverages], untuk menjadi wadah komunitas, orang ngumpul, itu bisa lebih mendongkrak ritel saat ini,” katanya.

Sementara itu, pengembang PT Sirius Surya Sentosa lewat proyeknya Vasanta Innopark juga tetap percaya diri menyediakan ruang bagi penyewa ritel. Salah satu yang menjadi strateginya adalah membaca kebutuhan pasar dan memberi sesuatu yang unik sehingga orang tertarik untuk datang.

“Di Vasanta itu kan mixed-use, ada apartemen, mal, hotel, dan perkantoran. Kemudian, yang mengisi banyak ekspatriat dari Jepang. Jadi, kami buat shopping street dengan konsep Japanese Night Market,” ungkap GM Sales & Marketing PT Sirius Surya Sentosa Suranto Tjhai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper