Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi pasar ritel yang masih menantang serta perubahan perilaku belanja konsumen mendorong pengembang untuk melakukan adaptasi terhadap konsep pusat perbelanjaan.
Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan bahwa tren konsep pusat perbelanjaan saat ini cenderung mengarah ke gaya hidup, makan dan minum, rekreasi, serta tempat bertemu.
Perubahan tersebut mengikuti pergeseran perilaku konsumen yang sebagian besar mulai beralih untuk berbelanja di toko daring (online). Jika tidak segera melakukan adaptasi, dia mengatakan bahwa potensi untuk mall tersebut ditinggalkan pengunjungnya akan makin besar.
“Untuk belanja di mal sebagian besar konsumen masih melakukan, tetapi hanya sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/10/2019).
Dani mengungkapkan bahwa saat ini masih ada gap yang cukup lebar antara pusat perbelanjaan yang sukses dan yang tidak.
Menurut Dani, mal yang makin sepi umumnya disebabkan oleh tidak adanya perubahan untuk mengikuti perilaku konsumen. Hal itu pun menyebabkan jumlah pengunjung mal tersebut terus menurun.
Baca Juga
Adapun, untuk pusat perbelanjaan yang terbilang ramai, justru permintaan ruang sewanya masih sangat tinggi. Bahkan, ada beberapa yang harus rela masuk daftar antre dalam waktu yang cukup lama.
“Pengembang yang sudah mempunyai waiting list ini biasanya yakin bahwa mal yang dipasarkannya akan mendapatkan respons yang bagus dari pasar, tentunya juga harus dibarengi dengan konsep yang menarik,” jelas Dani.
Sebelumnya, beberapa pengembang menargetkan untuk mengembangkan bisnis pusat perbelanjaannya di tengah kondisi bisnis ritel yang cukup penantang.
Pengembang yang bakal membuka mal baru antara lain adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk. melalui proyek Pondok Indah Mall 3 (PIM 3) yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2020.
Kemudian, PT Pollux Properti Indonesia Tbk. melalui proyek Chadstone Mall Cikarang yang ditargetkan bakal beroperasi penuh pada Januari 2020.