Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai sejumlah beban berat yang dihadapi PT Sriwijaya Air Group serta koordinasi antarlembaga untuk memaksimalkan efektivitas paket kebijakan menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (1/10/2019).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Beban Berat Sriwijaya. Setelah dualisme manajemen dan tumpukan tagihan utang, maskapai penerbangan PT Sriwijaya Air Group kini berhadapan dengan rekomendasi penghentian operasi sementara, pengunduran diri direksi, serta gugatan hukum.
Koordinasi Jadi Pekerjaan Rumah. Koordinasi antarlembaga serta sinkronisasi regulasi menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk memaksimalkan efektivitas 16 paket kebijakan yang telah diterbitkan sejak 2015.
Wakil Ketua Umum Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik Kadin Raden Pardede, menilai 16 paket kebijakan telah memberikan dampak positif. Namun, ada beberapa catatan yang perlu dibenahi.
Reli Pelemahan Melanda Rupiah. Rupiah ditutup terdepresiasi pada perdagangan kemarin dan melanjutkan pelemahan yang telah terjadi selama 6 hari perdagangan berturut-turut. Pada hari, ini pun rupiah masih akan dibayangi tekanan.
Inflasi September: Minim Tekanan dari Pangan. Meski telah melalui momentum usai libur sekolah, efek musim kemarau diperkirakan masih akan memberi tekanan tipis pada inflasi September 2019.
Bank Campuran & Asing Bergairah. Penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari kelompok bank asing dan campuran mulai menunjukkan tren positif pada semester I/2019.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai kredit tersebut tumbuh 20,58% secara tahunan (yearon-year/yoy) menjadi Rp9,02 triliun di akhir paruh pertama 2019. Pertumbuhan ini menjadi yang pertama setelah 2 tahun berturut-turut penyaluran kredit UMKM dari bank asing dan campuran menurun.
Kupon hanya 6,8%, ORI016 Berisiko Sepi Peminat. Instrumen obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016 diprediksi sepi peminat seiring dengan rendahnya kupon yang ditawarkan pemerintah. ORI016 diperkirakan mengulang kegagalan penawaran ORI014 pada 2 tahun lalu.
Krisis Geopolitik Benamkan Harga. Tarik menarik antara sentimen ketegangan di Timur Tengah dan prospek meluasnya sengketa dagang AS-China, membuat harga minyak stagnan.