Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pengembang besar bakal membentuk konsorsium untuk mendorong pemasaran properti di koridor timur Jakarta yaitu Bekasi, Cikarang, dan Karawang.
Pengembang yang bakal bergabung dalam konsorsium itu adalah PT Summarecon Agung Tbk., PT Jababeka Tbk., PT Lippo Cikarang Tbk., PT Sirius Surya Sentosa, PT Pollux Properti Indonesia Tbk., dan PT PP Properti Tbk. yang disebut sebagai Komite Koridor Timur.
Direktur Jababeka Sutedja S. Darmono mengatakan bahwa koridor Timur Jakarta merupakan jantung penting bagi perekonomian Indonesia.
Kini kawasan koridor timur Jakarta dengan luas mencapai 10.000 hektare telah bertumbuh menjadi aset properti unggulan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, pusat industri, dan pusat lapangan pekerjaan.
Meski potensinya sangat besar, pemasaran properti di koridor timur Jakarta bisa dibilang masih tertinggal dibandingkan dengan kawasan lainnya.
Sutedja mengatakan bahwa tantangan utama yang dihadapi para pengembang ialah adanya persepsi negatif dari konsumen terhadap properti di koridor timur Jakarta.
Baca Juga
“Citra negatif di kalangan konsumen seperti kemacetan dan polusi di kawasan industri masih menjadi persoalan kronis yang dihadapi para pengembang di koridor timur Jakarta,” ujarnya di sela-sela konferensi pers terkait dengan Pengembangan Properti Timur Jakarta, Selasa (1/10/2019),
Untuk menanggulangi persoalan tersebut, Sutedja menuturkan bahwa pihaknya melakukan diskusi dengan pengembang-pengembang yang memiliki bisnis properti di kawasan timur Jakarta untuk bersama-sama mencari solusi dan mengangkat citra positif dari kawasan tersebut.
"Rencana ini berawal dari tukar pikiran dengan teman-teman pengembang lainnya karena melihat tantangan di koridor timur Jakarta ini cukup berat," ungkapnya.
Jika berbicara tentang kemacetan di sekitar kawasan Bekasi—Cikarang, dia menuturkan bahwa hal itu lebih disebabkan adanya konstruksi atau pembangunan infrastruktur yang sedang dilakukan.
Menurut Sutedja, jika proses konstruksi telah rampung seluruhnya, kepadatan lalu lintas di sekitar kawasan tersebut bakal menurun signifikan.
“Kami prediksi awal 2020, lalu lintas di kawasan koridor timur Jakarta akan lancar karena jalan tol elevated Jakarta—Cikampek sudah akan broperasi dan itu bisa mengurangi kepadatan lalu lintas hingga 40 persen,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan persepsi negatif mengenai polusi di kawasan timur Jakarta juga menjadi kawasan industri.
Dia mengungkapkan bahwa konsumen tidak perlu khawatir karena industri yang berada di kawasan tersebut tergolong ringan dan medium sehingga tidak ada polusi atau kalau pun ada, maka tingkatnya sangat rendah sekali.
Setelah menggelar proses diskusi, Sutedja mengatakan bahwa dalam waktu dekat pengembang-pengembang terkait akan mengadakan pertemuan lanjutan untuk menindaklanjuti langkah konkret yang akan dilakukan untuk mendongkrak pamor properti di koridor Timur Jakarta.
“Untuk tahap awal rencananya kami bersama-sama akan menyusun strategi pemasaran dan melakukan kampanye positif mengenai properti di koridor timur Jakarta,” ucapnya.
Lebih jauh, Sutedja mengungkapkan bahwa pengembang-pengembang terkait juga membuka peluang kolaborasi untuk membangun fasilitas bersama yang saling terintegrasi untuk memajukan bisnis properti di koridor timur Jakarta.