Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian mendorong kolaborasi antarpelaku industri kecil dan menengah (IKM) alat perkakas pertanian dengan industri skala besar guna memperkuat daya saing.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan pihaknya terus memfasilitasi kolaborasi kemitraan tersebut. Upaya itu diharapkan dapat memperkuat daya saing IKM dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku alat perkakas pertanian, seperti produk cangkul.
“Saat ini, kita berada dalam era kolaborasi, di mana untuk mendapatkan keberhasilan dalam persaingan industri diperlukan adanya kolaborasi kemitraan dengan berbagai pihak, tidak terkecuali untuk pelaku IKM,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (20/9/2019).
Gati mengatakan salah satu kemitraan itu misalnya terbangun antara PT Indobaja Primamurni dengan Koperasi Industri Logam di Gresik, Jawa Timur. PT Indobaja Primamurni bergerak di bidang produksi perkakas pertanian sejak 2016.
Dengan kapasitas produksi sebesar 1.500.000 produk per tahun, pelaku industri perkakas ini menghasilkan produk seperti egrek, cangkul, serta ke depannya akan diproduksi dodos kapak, dan parang.
Menurut Gati, kemitraan tersebut telah turut andil dalam pemenuhan alat perkakas pertanian, terutama dalam mendukung produksi cangkul bagi IKM melalui penyediaan bahan baku produk setengah jadi sebesar 25% dari total produksi.
“Komitmen ini merupakan salah satu langkah nyata untuk memperkuat struktur industri nasional,” katanya.
Gati menjelaskan Kemenperin juga terus melakukan pembinaan bagi para pelaku IKM alat perkakas pertanian untuk makin meningkatkan produktivitas dan kualitasnya.
Langkah-langkah strategis yang dijalankan, antara lain penguatan sumber daya manusia melalui bimbingan teknis, pendampingan dan sertifikasi, serta pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi.