Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Kawasan Industri Takalar akan menjadi Kawasan Berikat Nusantara.
Adapun kawasan industri yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan tersebut direncanakan menjadi sentra produksi industri pengolahan aluminium dan tembaga.
Seperti diketahui, industri pengolahan aluminium mencakup industri ekstrusi aluminium yang biasa digunakan untuk komponen konstruksi, aluminium alloy yang biasa digunakan dalam produksi otomotif, dan aluminium wire untuk kabel listrik.
Di sisi lain, industri pengolahan tembaga dapat ditemukan dalam produksi komponen berbahan kuningan dan kabel listrik bawah tanah.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan kekayaan sumber daya alam yang ada di Takalar harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Pihaknya telah meninjau lokasi pembangunan kawasan industri tersebut pada awal pekan lalu.
"Calon investornya sudah ada, pengembangnya juga ada, serta pemerintahnya mendukung dan kepala daerahnya juga, kami optimis potensi ini bisa jadi nyata,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (14/9/2019).
Investor yang akan mengucurkan dana di Takalar berasal dari Malaysia dan China. Menurutnya, sinergi para pemangku kepentingan sangat diperlukan agar pembangunan kawasan industri Takalar terwujud.
"Kami pun ingin Kabupaten Takalar selangkah lebih maju dari daerah lain."
Menurut pihak PT Kawasan Berikat Nusantara, lahan yang telah disediakan untuk pembangunan kawasan industri Takalar mencapai 750 hektare (ha) dari target seluas 1.000 ha. Selain itu, kawasan tersebut diproyeksikan akan menyerap 15.000 tenaga kerja.
Dody menilai kawasan industri Takalar yang berjarak 25 km dari pelabuhan membuat ketersediaan air industri melimpah. Selain dekat dengan pelabuhan Takalar dilengkapi dengan kawasan pantai dan waterfront Yang berpotensi menjadi pembangunan pelabuhan khusus.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Takalar H. Syamsari optimistis dengan pembangunan kawasan industri Takalar lantaran dapat menjadi penunjang industri bagi Ibu Kota Baru. Menurutnya, kawasan tersebut akan sangat atraktif bagi investor China mengingat akan ada jalur transportasi langsung.
“Kami yakin, melalui kawasan industri ini, nantinya Sulawesi Selatan termasuk Makassar, Kabupaten Takalar dan Bantaeng akan menjadi penyokong sektor industri di ibukota baru karena berhadapan langsung,” ujarnya.