Bisnis.com, JAKARTA — Tantangan yang cukup berat di sektor properti tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga negara lainnya. Untuk menggali lebih jauh mengenai tantangan yang dihadapi dan strategi yang harus dijalankan para pengembang, Bisnis berkesempatan mewawancarai Presiden FIABCI (Federation Internationale des Administrateurs de Bien-Conselis Immobiliers/Federasi Real Estat Dunia) Walid Moussa pada Rabu (11/9/2019) di sela-sela kunjungannya untuk meninjau beberapa proyek properti di Tangerang dan menghadiri Asia Pacific Real Estate Congress (APREC) 2019 di Jakarta, Jumat (13/9/2019). Berikut petikannya:
Bagaimana pandangan Anda terhadap perkembangan sektor properti di Indonesia setelah melakukan kunjungan ke beberapa proyek?
Proyek-proyek pembangunan yang saya kunjungi di Indonesia ini menjadi contoh penting dalam pembangunan karena seluruh dunia tengah menghadapi krisis. Banyak orang, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga negara lainnya yang ingin memiliki rumah sendiri, tetapi daya belinya sedang menurun. Namun, di Indonesia kondisinya cukup baik karena didukung oleh situasi politik yang cukup stabil jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Indonesia juga mungkin bisa segera melewati masa-masa sulit karena faktor pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak positif terhadap sektor propertinya.
Yang terpenting, dengan adanya ketekunan dari para pelaku usaha properti, masyarakat, dan dukungan atau kekuatan politik dari pemerintah Indonesia, maka negara ini bisa melewati masa sulit dan kami berharap Indonesia bisa menyongsong era yang baru dengan kinerja sektor properti yang lebih bersinar dan kondisi pasar yang lebih baik lagi. Indonesia punya seluruh kriteria sebagai negara yang kuat untuk lebih mendorong lagi sektor properti dan pertumbuhan ekonominya.
Bagaimana dengan perkembangan pasar dan tren properti dunia saat ini?
Baca Juga
Saat ini kita dihadapkan pada tantangan gejolak perekonomian global akibat krisis di beberapa negara. Beberapa minggu yang lalu juga, saya sempat berkunjung ke Kolombia dan wartawan di sana bertanya kepada saya mengenai unit berukuran kecil (small size unit). Saya bilang konsep itu sudah dimulai di Asia, termasuk di Indonesia. Saya bisa melihat bahwa Asia telah membuat konsep tersebut dengan sangat baik dan pasar juga menyambut baik terhadap konsep tersebut.
Dengan demikian, saya ingin mendorong pengembang dunia lainnya untuk meniru konsep-konsep serupa yaitu small size unit, tetapi memiliki fasilitas yang lengkap untuk menarik minat pasar.
Apa yang seharusnya dilakukan para pengembang di dunia, termasuk di Indonesia untuk menghadapi tantangan global?
Untuk menggairahkan pasar properti di tengah gejolak ekonomi global, saya menilai bahwa konsep perumahan yang terjangkau bisa menjadi salah satu jalan keluarnya. Kami di FIABCI juga cukup menaruh perhatian dan tertarik terhadap proyek perumahan yang terjangkau. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam pengembangan perumahan yang terjangkau mungkin bisa dengan membangun unit berukuran kecil, atau dibangun di area yang lebih luas, tetapi dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang lebih memadai.
Selain itu, pengembang juga harus teliti dalam melihat kebutuhan dari para konsumen. Mereka harus bisa mengetahui apa yang membuat konsumen mau membayar untuk membeli unit?
Perlu adanya kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan juga dalam pengembangan proyek perumahan yang terjangkau karena jika pembangunannya dilakukan di luar pusat kota, harus ada akses juga yang memadai.
Apakah bisnis properti di Indonesia cukup menarik bagi investor luar negeri?
Saya belum mengetahui jelas mengenai apa saja kebijakan-kebijakan proteksi di Indonesia dari investor luar negeri. Namun, bisa saya katakan investor akan tertarik untuk investasi jika kondisi suatu negara memiliki stabilitas politik, keamanan, dan kepastian hukum yang memadai. Jika aspek-aspek tersebut telah terpenuhi, saya rasa akan banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
Jika dilihat dari populasi penduduk yang besar, sebenarnya Indonesia juga menjadi pasar yang menarik bagi investor properti dari luar negeri.
Selain gejolak ekonomi global, menurut Anda, apalagi tantangan yang dihadapi pengembang dunia saat ini?
Tantangan utamanya masih dari aspek ekonomi. Perlu diingat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk investasi properti itu sangat besar sehingga kalau kondisi perekonomiannya tidak bagus, daya beli masyarakatnya juga akan menurun, dan masyarakat cenderung memilih untuk menunda investasi properti.