Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menegaskan revitalisasi pusat industri aromatik di Tuban, melalui optimalisasi aset dan restrukturisasi PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) memiliki dampak signifikan bagi ekonomi nasional.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Isa Rachmatarwata mengatakan pemerintah sudah menghitung potensinya. Setidaknya, katanya, pemerintah memiliki sejumlah ekspektasi dari langkah optimalisasi tersebut.
Menurutnya, optimalisasi aset itu bakal menekan impor produk petrokimia hingga Rp5 triliun per tahun. TPI diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi sejumlah bahan baku kimia untuk banyak sektor manufaktur.
"Hemat impor Rp5 triliun per tahun," ujarnya di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Manfaat lain, kata Isa, kontribusi sektor petrokimia bagi produk domestik bruto (PDB) bisa meningkat hingga 35%. Pada saat yang sama, langkah itu turut mengerek pendapatan dan konsumsi rumah tangga hingga kisaran 30%.
Pasalnya, revitalisasi pusat aromatik itu setidaknya bisa memberdayakan 1.500 tenaga kerja secara langsung dan sekitar 12.900 tenaga kerja tak langsung.
"Tidak langsung, misalnya aktivitas pendukung seperti transportasi, penyedia katering, dan packaging. Ini meningkatkan konsumsi pendapatan rumah tangga hingga 30% bagi PDB."
Selain itu, Isa mengatakan bahwa optimalisasi TPI itu bakal meningkatkan pendapatan negara, baik melalui dividen maupun perolehan pajak dari industri petrokimia dan turunannya.
"Kira-kira secara kumulatif [negara] bisa mendapatkan US$1,9 miliar. Itu ekspektasi," kata Isa.