Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan bisa memfinalkan realisasi rencana tahap kedua revitalisasi dan optimalisasi PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) pada awal 2020.
Hal itu dilakukan guna mendukung pengembangan industri petrokimia nasional.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Isa Rachmatarwata mengatakan tahap pertama proses ini, yakni hadirnya regulasi turunan yang memungkinkan konversi utang TPI menjadi saham yang dimiliki pemerintah, bakal rampung dalam waktu dekat. Setelah itu PT Pertamina (Persero) bakal masuk sebagai shareholder ke Grup TPI.
Pemerintah, jelasnya, sudah bisa memulai tahap kedua itu dengan melakukan due dilligence.
“[Tahap kedua] overlap kita lakukan. Artinya due dilligence sudah bisa dimulai. Tetapi, finalisasi kita perkirakan baru awal tahun depan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/9/2019).
Isa menjelaskan pemerintah akan mempertimbangkan apakah ke depan kepemilikan 100% pada TPI itu bakal dialihkan sepenuhnya ke Pertamina, yang juga dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. Hal itu akan diputuskan kemudian dengan menimbang skema yang lebih efisien dan optimal dalam revitalisasi TPI.
Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries Sukriyanto mengatakan Grup TPT sudah siap untuk dikembangkan lebih lanjut melalui upaya revitalisasi yang diinisiasi pemerintah.
Pasalnya, tiga anak usahanya, yakni PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), PT Petro Oxo Nusantara dan Polytama Propindo, sudah beroperasi dengan baik dan stabil dengan pangsa pasar yang sudah cukup besar.
“Dari ketiga perusahaan ini, kami sudah lakukan perbaikan. Sehingga kalau hari ini, pemerintah melakukan pengambilalihan grup ini pun sudah siap untuk dikembangkan lebih lanjut guna menjawab kebutuhan” ujarnya.
Nantinya, kata Sukriyanto, Pertamina akan masuk ke holding grup TPI. Menurutnya, BUMN tersebut memiliki produk sampingan, seperti naptha, kondensat dan propylene yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.