Bisnis.com, JAKARTA -- Pelabuhan Teluk Lamong di Surabaya dinilai bisa menjadi contoh pembangunan pelabuhan hijau di Indonesia karena memiliki konsep ramah lingkungan dan berteknologi semiotomatis pertama di Indonesia.
Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi mengatakan bahwa Teluk Lamong dapat menjadi acuan karena PT Terminal Teluk Lamong mengelola dampak lingkungan secara efektif melalui upaya pencegahan pencemaran, konservasi air, konservasi energi dan berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati.
"Terminal pelabuhan ini menampilkan diri sebagai terminal ramah lingkungan karena seluruh kegiatan pelayanan di Terminal menggunakan energi ramah lingkungan," ujarnya dalam siaran pers seusai kunjungan di Terminal Pelabuhan Teluk Lamong Surabaya, Senin (2/9/2019).
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong (TTL) Dothy menyebutkan lima program dasar kebijakan program hijau dari PT TTL, yakni merawat dan melindungi air, udara, tanah dan sumber daya dari polusi akibat aktivitas pelabuhan, konservasi energi dan tanah, perlindungan keanekaragaman hayati, dan program CSR terminal.
"Untuk [melindungi] udara, karena kami semua alatnya adalah electricity base, jadi Alhamdulillah sudah sangat bisa di-minimize fuel emision-nya," paparnya.
Saat ini, baik dari sisi dermaga maupun di sisi lapangan sudah menggunakan alat yang memakai energi listrik. Terkait dengan truk, TTL juga punya aturan bahwa yang bisa masuk ke adalah dengan emisi tertentu sehingga terjaga carbon emision-nya.
Cris mendapat laporan bahwa pada terminal pelabuhan Teluk Lamong ini dapat mengangkut ribuan kontainer setiap harinya.
Baca Juga
"Ini masih menggunakan truk. Coba kalau menggunakan kereta api. Kita akan lihat berapa jarak antara jalur kereta api eksisting dengan TTL ini. Kalau misalnya memungkinkan saya akan mengusulkan ke Dirjen Perkeretaapian untuk dibangun jalur kereta, sehingga pengangkutan keluarnya bisa menggunakan kereta api," katanya.