Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Jakarta Kurang Gerak, BPTJ Ajak Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari

Kepala Bagian Humas BPTJ Budi Rahardjo menyatakan kampanye Jalan Hijau bertujuan mendorong kesadaran masyarakat untuk berpindah dari kendaraan bermotor pribadi ke angkutan umum massal serta berjalan kaki dalam aktivitas sehari-hari.
Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek mengampanyekan jalan hijau di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo menyatakan kampanye Jalan Hijau bertujuan mendorong kesadaran masyarakat semaksimal mungkin untuk berpindah dari kendaraan bermotor pribadi ke angkutan umum massal serta berjalan kaki dalam aktivitas bertransportasi sehari-hari. Kampanye itu memungkinkan kondisi jalanan perkotaan akan semakin ramah lingkungan.

Menurutnya, kampanye itu menyasar dua isu utama. Pertama, isu transportasi dengan kenyataan menunjukkan di Jakarta, Bogor, depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) kemacetan lalu-lintas menjadi semakin parah akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum massal. 

Data pada 2016, dia menegaskan jumlah pergerakan (mobilitas) manusia di Jabodetabek tercatat lebih kurang 50 juta pergerakan per hari. Namun, data terakhir menunjukkan jumlah pergerakan manusia di Jabodetabek sudah meningkat drastis menjadi 88 juta pergerakan per hari. 

"Permasalahannya pergerakan manusia yang menggunakan angkutan umum masih sangat minim, misalnya pergerakan ke tempat kerja sehari-hari hanya 8 persen yang menggunakan angkutan umum massal," ungkapnya dalam keterangan, Minggu (1/9/2019). 

Kedua, Isu kesehatan dengan kemacetan yang parah menyebabkan kualitas udara di langit Jabodetabek menjadi buruk dan membahayakan kesehatan manusia. 

Data Kementerian Kesehatan mencatat, tingkat resiko masyarakat terkena penyakit non infeksi yang membahayakan karena kurang gerak seperti stroke, diabetes, hipertensi, jantung dan lain-lain meningkat dari semula 26,1 persen pada 2013 menjadi 33,5 persen pada 2018. 

Tidak mengherankan kenyataan menunjukkan rata-rata orang Indonesia masih sangat minim berjalan kaki yaitu hanya kurang lebih 3.000 langkah per hari. 

Angka itu jauh di bawah standar minimal yang setidaknya 6.000 langkah per hari atau idealnya 10.000 langkah per hari. Negara-negara maju di Asia seperti Singapura, Jepang, Korea dan Hong Kong rata-rata penduduknya berjalan kaki lebih dari 6.000 langkah per hari. 

"Khusus di DKI Jakarta malah tercatat sebagai wilayah dengan penduduk yang mengalami diabetes tertinggi. Kondisi ini diduga di antaranya karena masyarakat semakin minim bergerak termasuk berjalan kaki," tuturnya.

Budi menambahkan jarak yang seharusnya terjangkau dengan berjalan kaki kini lebih banyak ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. 

Dengan mengedepankan isu kesehatan dalam Kampanye Jalan Hijau, dia berharap kampanye itu akan lebih menggugah kesadaran masyarakat untuk mengurangi kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum dan berjalan kaki. "Karena mereka secara langsung akan mendapatkan benefit dari aspek kesehatan yang tidak ternilai harganya," paparnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper