Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur diyakini membawa angin segar bagi industri pariwisata Indonesia.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari mengatakan selama ini kontribusi terbesar sektor pariwisata terhadap kunjungan wisatawan di Indonesia berasal dari Bali sebesar 40%. Lalu, 30% dari Jakarta, 20% dari Kepulauan Riau, serta 10% dari wilayah lainnya.
Menurutnya, dengan dipindahnya lokasi Ibu Kota ke Kalimantan Timur diyakini akan berkontribusi pada kunjungan wisatawan sebesar 30% hingga 40%.
"Saya yakin ada perubahan porsi dari yang selama ini kontribusinya dari Bali dan Kepulauan Riau akan berpindah ke Kalimantan Timur dan sekitarnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (28/8/2019).
Selama ini, sambungnya, destinasi wisata di Kaltim belum dikelola, digali dan dipromosikan dengan baik sehingga masih belum berkontribusi pada sektor pariwisata Indonesia.
"Destinasi wisata di Kaltim banyak tetapi belum digali dengan baik. Ada ikan lumba-lumba air tawar, orang hutan, ekowisata mangrove, hutan tropis, tanah gambut," katanya.
Baca Juga
Azril menilai yang saat ini perlu dilakukan memetakan pariwisata di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya, lalu dibuatkan paket wisata dan dipromosikan.
Pasalnya, pariwisata di Kalimantan sangat berbeda baik flora, fauna-nya, budaya suku asli seperti Dayak dan Melayu sehingga menarik para turis asing.
Wakil Ketua Umum Astindo Rudiana menuturkan saat ini perlu kajian yang lebih mendalam untuk meningkatkan pariwisata Kalimantan Timur.
Hal itu dikarenakan pasti banyak menyangkut hal-hal yang lebih memerlukan kajian yang lebih mendalam.
“Pasti efek atau dampak Sampingan dari berpindahnya Ibu kota akan cukup besar apakah itu pendistribusian jumlah wisatawannya ataupun akaesibilitas yang akan mempengaruhi pola turisnya," tuturnya.
Dia mengungkapkan para pelaku usaha industri pariwisata tengah mengkonsep ulang pariwisata Indonesia ke depannya.
"Kalau bilang prospek selalu ada, wisata alam dan orang utan tetapi tidak bisa secara massive karena selama ini aksesibilitas dan promosi yang kurang," ucapnya.
Kendati demikian, dia meyakini apabila pemerintah bersama dengan pelaku usaha pariwisata menggarap destinasi wisata di Kaltim maka diyakini akan berkontribusi besar pada kunjungan wisman ke Indonesia sebesar 30%.
"Selama ini di Jakarta, turis datang, bingung mau ke destinasi alam mana saja. Kalau di Kaltim, banyak destinasi alam yang menarik minat para turis," ujar Rudiana.