Bisnis.com, JAKARTA - Ita Rulina, Direktur Deputi Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia mengatakan bahwa kini para milenial mulai tertarik membeli rumah dalam dua belas bulan ke depan dibandingkan kelompok usia lainnya.
Adapun, menurutnya, tabungan atau deposito menjadi pilihan utama investasi milenial karena memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya. Namun, pangsanya terus menurun dari 45,13 persen menjadi 43,93 persen di Juli 2019.
Di sisi lain, jenis investasi properti sebagai pilihan investasi milenial terus meningkat dari 22 persen pada 2018 menjadi 24 persen di Juli 2019.
"Ketertarikan milenial terhadap investasi properti atau membeli rumah telah meningkat dibandingkan triwulan kedua tahun lalu yakni sekitar 22,84 persen," tuturnya dalam acara Digital Economic Forum, Selasa (20/8/2019).
Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia, per Juli 2019, para milenial berminat berinvestasi pada properti sebanyak 24,29 persen, sedangkan minat berinvestasi pada emas sebanyak 18,38 persen, berinvestasi pada deposito sebanyak 3,86 persen, sedangkan ketertarikan pada saham atau reksadana paling tinggi yakni 43,93 persen.
Adapun rencana pembelian rumah pada 12 bulan ke depan didominasi oleh para generasi milenial yang berumur 20 tahun hingga 40 tahun yakni sebanyak 39,06 persen, sedangkan konsumen yang berusia 41 hingga 50 tahun sekitar 31,46 persen dan usia 51 hingga 60 tahun mencapai 27,60 persen.
"Porsi kepemilikan kredit perumahan oleh usia 26 tahun hingga 35 tahun mengalami peningkatan," ujarnya.
Menurutnya terjadi perubahan perilaku debitur Kredit Pembayaran Rumah (KPR) di beberapa tipe yakni debitur usia muda yang saat ini mengalami peningkatan signifikan KPR untuk tipe rumah tapak 22-70 meter persegi dan rumah susun flat 22-70 meter persegi.
Sementara itu, pangsa pasar KPR yang dimiliki oleh debitur usia 36-45 tahun mengalami penurunan sejak 2016.
Suryanti Agustinar, Ketua Indonesia Mortgage Bankers Indonesia (IMBA) dan kepala Mortgage & Consumer Loan Bank BTN mengatakan bahwa hal ini bukti dari berbagai skema yang telah diluncurkan.
Menurutnya, perbankan telah melakukan berbagai skema pembayaran sebagai stimulus agar dapat memudahkan para generasi milenial mengakses properti tanpa mengurangi gaya hidup milenial, diantaranya yakni memberikan KPR yang memiliki jangka waktu yang cukup panjang, akses KPR yang kini sudah bisa dilakukan secara online, uang muka yang murah, serta angsuran murah.
"Dengan variasi antara suku bunga yang terjangkau dan jangka waktu yang cukup panjang maka angsuran yang menjadi beban milenial dapat menjadi lebih murah," ujarnya dalam acara yang sama.
Selain memberikan berbagai skema, Suryanti mengatakan bahwa IMBA telah melakukan studi banding dengan bank luar negri yang bergerak di sektor perumahan dan seminar untuk menggali peran sektor infomral dan milenial dalam bisnis properti.
Tak hanya itu, IMBA juga mendukung relaksasi dari seluruh stakeholder terkait bisnis properti (perpajakan, kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan, dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), serta mendorong pemerintah PUPR dalam penyediaan perumahan untuk milenial dan ASN/TNI dan POLRI yang juga terus digencarkan.
"Saat ini terdapat peningkatan kepemilikan rumah melalui layanan jasa perbankan," ujarnya.