Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Real Estat China Tempati Posisi Kedua Paling Likuid di Dunia 

Volume transaksi properti komersial di China telah mencapai rekor senilai US$25 milar sepanjang paruh pertama tahun ini.
Properti China./.Bloomberg
Properti China./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar real estat China tercatat menjadi pasar kedua yang paling likuid di dunia sepanjang tahun ini. Kenaikan investasi properti baik dari lokal maupun asing diperkirakan menjadi pemicunya.

Head of Research JLL China Daniel Yao mengatakan bahwa volume transaksi properti komersial di China telah mencapai rekor senilai US$25 milar sepanjang paruh pertama tahun ini.

Dorongan investasi mulai terasa pada kuartal pertama 2019, ketika volume investasi melonjak 174 persen secara tahunan ke US$17 miliar.

“China telah membuka pasar utamanya ke seluruh dunia. Jadi, di China sedang dalam siklus di mana investasi asing sedang besar-besarnya. Padahal, investor lokalnya banyak yang menjual asetnya. Rekor itu menjadi gambaran kemajuan China,” ungkap Yao melalui laporan tertulis dikutip Bisnis, Senin (12/8/2019).

Setelah tingkat investasinya menembus rekor pada kuartal pertama, permintaan sempat sedikit mereda pada kuartal kedua. Namun, stimulus yang diberikan dari pemerintah Beijing untuk mengerek perekonomian malah memberi tekanan pada pemilik properti dan memicu pertumbuhan pasok.

China juga mendapat keuntungan dari peristiwa Brexit. Inggris selama ini menjadi pasar properti paling likuid kedua di dunia, tapi karena ketidakpastian Brexit, posisinya kini tergantikan oleh China.

“Pasar tengah bergeser perlahan, dari banyak yang jual menjadi banyak yang beli, dengan adanya kenaikan pasok dan sentimen wait and see yang sedang terjadi. Dengan ini, investor asing jadi makin percaya diri pada pertumbuhan China sehingga mereka tak berhenti mencari aset yang tepat,” ujar Sigrid Zhou, Research Director of Capital Markets for JLL China.

KeTika Melihat China yang semakin menarik bagi investor global, perusahaan Brookfield Asset Management asal Kanada telah membeli Greenland Huangpu Center senilai US$1,55 miliar, yang merupakan bangunan mixed use seluas hampir 15 hektare di Shanghai.

Selain itu, investasi asing juga baru-baru ini datang dari CDL Singapura yang membeli pengembang di Shanghai dan menjadi salah satu kontributor pengembang di China.

Zhou menyebutkan bahwa kebanyakan aktivitas investasi di China terjadi di Shanghai dengan nilai transaksi sebesar US$10,90 miliar pada paruh pertama 2019. Hal itu membuat Shanghai menjadi kota dengan likuiditas pasar properti paling tinggi keempat di dunia, di bawa New York, Tokyo, dan Paris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper