Bisnis.com, JAKARTA -- Sepanjang paruh pertama tahun ini, Hutama Karya menangguk laba bersih sebesar Rp1,105 triliun, melonjak 79,81% dibandingkan dengan Rp614 miliar pada periode sama tahun lalu.
Tak hanya itu, capaian tersebut 50,17% di atas target laba bersih yang dipatok tahun ini.
Kesuksesan Hutama Karya bertumpu pada penerapan inovasi operasional dan keuangan.
Beberapa langkah yang telah dilakukan yakni memperkuat infrastruktur IT, pengembangan Enterprise Resource Planning (ERP), penerapan Building Information Modeling (BIM).
Lebih jauh, inovasi dalam instrumen pendanaan mampu mendongkrak pendapatan perseroan. Hingga semester I/2019, total pendapatan Hutama Karya telah mencapai Rp8,115 triliun.
Dari sisi perolehan margin, Hutama Karya mencatatkan pertumbuhan Net Profit Margin (NPM) yang positif. Net Profit Margin tumbuh 13,61% jika dibandingkan dengan 6,35%pada periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengungkapkan walau telah meraih pertumbuhan signifikan pada paruh pertama, masih terdapat banyak peluang agar perseroan memetik hasil lebih besar hingga akhir tahun.
Semisal, ungkapnya, hingga Semester I/2019, Perseroan memiliki rasio utang berbunga terhadap ekuitas (Gross Gearing Ratio) yang masih memberikan kesempatan untuk lebih agresif dalam menambah sumber pendanaan terkait pengerjaan proyek-proyek strategis nasional.
Karena hingga saat ini, level rasio utang itu masih sebesar 0,66 kali, sedangkan batas utang berbunga (debt covenant) sebesar 2,25 kali.
“Hal ini tentunya akan menjadi penopang penting dalam rangka mempercepat penyelesaian penugasan Pemerintah di Jalan Tol Trans-Sumatra,” kata Bintang.
Di sisi lain, beberapa proyek yang tengah dibesut Hutama Karya telah menunjukkan kemajuan signifikan.
“Kami telah merampungkan pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatra sampai dengan 2019 sepanjang 470 km yang artinya tercapai 17% dari target yang diamanatkan sepanjang 2.765 km. Hal ini kami capai dengan melakukan berbagai inovasi, perbaikan metode kerja, dan efisiensi dalam melakukan procurement,” ungkap Bintang.
PORTOFOLIO
Sejalan kesuksesan finansial, Hutama Karya juga menangguk kontrak proyek anyar. Perseroan telah membukukan perolehan kontrak baru sebesar Rp13,255 triliun. Nilai kontrak itu juga melampaui target yang dipatok sepanjang tahun ini.
“Hutama Karya berhasil membukukan perolehan kontrak baru yang positif sebesar 35,90% dari target yang ditetapkan di tahun 2019.” terang Bintang.
Sejurus dengan kontrak baru yang disabet selama semester I/2019, Hutama Karya telah mengelarkan pengerjaan proyek strategis.
Salah satu proyek itu adalah Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati yang diresmikan langsung oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan, akhir Juli lalu.
Proyek sinergi Hutama Karya, Lotte E&C dan Samsung C&T ini memiliki kapasitas sebesar 450 MW dan mampu mengaliri listrik untuk satu juta rumah di Pulau Jawa Bagian Timur hingga Bali.
Proyek dengan investasi sebesar Rp3,61 triliun ini menyerap 2.728 tenaga kerja lokal selama masa konstruksi.
Bahkan, Menteri ESDM Ignatius Jonan mengapresiasi pembangunan PLTGU yang dinilai efisien dan efektif. Dalam proyek tersebut, Hutama Karya berhasil menunjukkan kiprah Sinergi BUMN.
“PLTGU Grati ini adalah salah satu proyek Hutama Karya yang cukup monumental, karena PLTGU ini merupakan bentuk keberhasilan salah satu Program Listrik Pemerintah 35.000 MW yang merupakan wujud komitmen dan kerja nyata untuk Listrik Indonesia yang lebih baik.” ungkap Bintang.
KEANDALAN
Catatan positif kinerja Hutama Karya tak lepas dari peran keandalan sumber daya manusia (SDM).
Para personel yang mengawaki Hutama Karya, baik dari sisi operasional, manajerial, hingga seluk beluk finansial diorientasikan mencapai target tinggi.
Untuk memasok stok tenaga kerja yang andal itu, Hutama Karya tak segan menjalankan program peningkatan kompetensi.
“Salah satunya melalui program beasiswa bagi 20 putra-putri terbaik perusahaan setiap tahunnya, untuk melanjutkan studi ke universitas terkemuka di dalam dan di luar negeri,” ujarnya Bintang.
Dengan ditopang tenaga yang andal, mudah bagi Hutama Karya menelurkan banyak inovasi bisnis. Dari sisi operasional misalnya, Hutama Karya telah menerapkan BIM.
“Hingga saat ini, Hutama Karya terus menggunakan metode BIM yang dimulai sejak awal tahun 2018 lalu di beberapa proyek. Metode ini memungkinkan pelaksana proyek mendapatkan informasi mengenai pembangunan proyek secara lebih akurat pada setiap siklus atau tahapan pembangunan dengan analisa dan pengendalian yang lebih baik dibandingkan pengerjaan manual, sehingga mampu menghemat biaya dan waktu pada pelaksanaan proyek,” jelas Bintang.
Dari bidang rantai pasok, Hutama Karya terus terus membenahi sistem pengadaannya.
Setelah melakukan sentralisasi pengadaan pada 2018 lalu, baik di unit bisnis maupun anak usahanya, Hutama Karya kemudian melakukan penguatan dengan membentuk Strategic Partnership yang bertujuan menjalin hubungan baik dan melakukan verifikasi vendor-vendor terseleksi.
Proses sentralisasi pengadaan terbukti mampu menghasilkan efisiensi pada beban pokok penjualan yang dapat dipangkas hingga 83,18% pada semester I/2019.
“HPP kami lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama 2017 lalu yang sebesar 91,10%,” tambah Bintang.
KEBUT PROYEK
Hingga semester pertama tahun ini, Hutama Karya mengebut pengerjaan beberapa proyek seperti pembangunan Tol Trans-Sumatra, mulai ruas Beakauheni—Palembang sepanjang 365 kilometer. Rencananya, operasional ruas tol tersebut rampung pada Agustus.
Rencana itu jauh lebih cepat dibandingkan dengan target penyelesaian yang telah dipatok. Apalagi, ruas tol Bakauheni—Terbanggi Besar sepanjang 140 km telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret lalu.
Adapun ruas tol Terbanggi Besar—Pematang Panggang—Kayu Agung sepanjang 185 km direncanakan akan diresmikan langsung oleh Presiden pada Agustus 2019.
Adapun sisa 33 km dari ruas tersebut, yakni Kayu Agung—Betung yang akan tersambung hingga Palembang, konsesinya dimiliki oleh pihak lain.
Ketika keseluruhan ruas tersebut tersambung, maka dapat dipastikan Lampung—Palembang akan mulus akhir tahun ini.
Di Sumatra bagian utara, yaitu dari Medan—Binjai, Hutama Karya sudah menyelesaikan pembangunan jalan tol seksi 2 dan 3 sepanjang 11 km, sedangkan untuk seksi 1 progres konstruksi telah mencapai 91%.
“Dengan demikian, selama 4,5 tahun terakhir ini Hutama Karya telah menyelesaikan Jalan Tol Trans-Sumatra sepanjang 470 km” kata Bintang.
Sisanya, ruas Pekanbaru—Dumai sepanjang 131 kilometer akan bisa beroperasi akhir 2019.