Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pos Indonesia menggandeng Agritrade International Ltd., untuk menyediakan jasa pembiayaan kredit supplier yang logistiknya ditangani Pos Indonesia Group. Fasilitasi kredit awal mencapai US$200 juta.
Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono menuturkan kerja sama itu diambil dalam rangka mewujudkan transformasi Pos Indonesia, melalui Pos Logistik Indonesia, menuju pemain global logistik. Menurutnya, Pos Indonesia akan melayani sektor riil dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan pasokan input bahan baku maupun untuk perdagangan dengan para eksportir luar negeri.
Dia melanjutkan langkah ini merupakan kerja sama strategis untuk melengkapi peran pos sebagai fasilitator perdagangan.
Selama ini, Pos Indonesia melalui Pos Logistik Indonesia sudah melayani aktivitas logistik dan perdagangan tetapi belum mencakup pada pembiayaan perdagangan.
"Initial value yang sekarang kita sepakati adalah US$200 juta, kita sepakat ayo kita lihat kalau ini memang berhasil dengan baik, maka dinaikkan sampai US$1 miliar pun tidak ada masalah," jelasnya di Gedung Pos Indonesia Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Dia menuturkan, kesepakatan ini menjadi penghasilan untuk dapat mendorong ekspor lebih banyak lagi dari Indonesia ke luar negeri.
Gilarsi menegaskan Pos Logistik akan berperan lebih sebagai fasilitator perdagangan ini, karena selama ini aktivitas logistik dan perdagangan lebih banyak dilakukan oleh anak usaha ini.
Dengan strategi itu, imbuhnya, keuntungan Pos Indonesia tidak hnaya dari aktivitas perdangagan dan logistiknya saja, melainkan dengan membantu penyediaan fasilitas pembiayaan komoditas yang dilayani.
"Itu sebenarnya punya bukan sekedar kebutuhan tetapi juga mandat dari Universal Postal Union [UPU], itu kita punya mandat sebagai trade fasilitation. Trade fasilitation itu bisa berupa ekspor, impor, international trade bisa juga berupa domestic trade. Agritrade ini mereka punya spesialisasi pada international trade, yang mereka bisa fasilitasi [baik pasarnya maupun pembiayaannya]," jelasnya.
Dia menyasar memfasilitasi ekspor dan impor yang berorientasi ekspor, baik dari usaha kecil menengah (UKM), perusahaan BUMN, serta swasta.
Gilarsi mengklaim mengetahui posisi daerah di Indonesia yang memiliki potensi ekspor dengan memanfaatkan jaringannya yang luas.
"Perlu dimampukan untuk bisa melakukan ekspor yang tentunya mereka difasilitasi kreditnya, lebih kepada bagaimana perdagangan ini bisa likuid, sehingga orang bisa melakukan proses kredit sehingga bisa jauh lebih tanpa hambatan," ujarnya.
Dalam kerjasama Kredit Supplier (Supplier’s Credit Agreement) ini, Pos Indonesia akan dibantu oleh Agritrade International untuk mengatur dan menyusun transaksi perdagangan Internasional bagi para pelanggannya baik BUMN, Swata Nasional, maupun UMKM dengan memasok kebutuhan barang dagangannya.
Peran Pos Indonesia ini sehubungan dengan Mandat Fasilitasi Perdagangan (Trade Facilitation) yang diembannya sesuai dengan Piagam UPU. Berdasarkan Piagam ini, peran Pos Indonesia dalam memfasilitasi perdagangan Internasional mewakili Republik Indonesia.
Dengan memulai jalur ini, Pos Indonesia akan membantu sektor riil dan dalam melakukan perdagangannya. Pos Indonesia mengharapkan program ini untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi Neraca Perdagangan Indonesia.
Di samping itu, Pos Indonesia juga berharap program fasilitasi perdagangan ini juga akan menciptakan lapangan kerja dan membantu membawa kesejahteraan bagi masyarakat di seluruh tanah air.
PT Pos Indonesia telah mempunyai jaringan yang sangat luas hingga 4.800 kantorpos online dengan jumlah titik layanan (point of Sales) mencapai 58.700 titik dalam bentuk Kantorpos, Agenpos, Mobile Postal Service, dan lain-lain.