Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Titik Panas Meningkat, Kebakaran Hutan dan Lahan Diantisipasi

Para pemangku kepentingan meningkatkan kesiagaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan seiring dengan jumlah titik panas yang meningkat cukup signifikan tahun ini. 
Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh - Bisnis.com 31 Juli 2019  |  10:05 WIB
Titik Panas Meningkat, Kebakaran Hutan dan Lahan Diantisipasi
Petugas Kepolisian bersama Manggala Agni menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Desa Parit Baru, Kampar, Riau, Kamis (11/07/2019). Panasnya cuaca dan kencangnya angin membuat kebakaran cepat meluas sehingga menyulitkan petugas untuk memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut. - ANTARA / Rony Muharrman.

Bisnis.com, JAKARTA — Para pemangku kepentingan meningkatkan kesiagaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan seiring dengan jumlah titik panas yang meningkat cukup signifikan tahun ini. 

Dody Usodo Hargo Suseno, Deputi I Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), menyampaikan hingga 29 Juli 2019, titik panas yang ditemukan sudah mencapai 70 persen lebih banyak dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. 

“Karena memang kemarau sekarang ini akan melebihi kemarau tahun lalu,” kata Dody, Selasa (30/7/2019). 

Selain itu, Kemenko PMK juga mencatatkan ada beberapa provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah menetapkan status siaga darurat, yakni Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatra Selatan. 

Di sisi lain, menjelang Agustus 2019, bagian selatan Indonesia mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara akan mengalami kekeringan berkepanjangan. Selama periode musim kemarau ini, wilayah yang terdampak risiko kekeringan tingkat sedang-tinggi diperkirakan mencapai 11,77 juta ha dengan korban terdampak diperkirakan mencapai 48,49 juta jiwa.

Sebagai solusi jangka pendek, Dody menuturkan pemerintah telah melakukan upaya khusus, yaitu pendistribusian air bersih sebanyak 7.04 juta liter, penambahan jumlah mobil tangki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kemarau kebakaran hutan
Editor : Lucky Leonard

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top