Bisnis.com, JAKARTA Studi Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menunjukkan komoditas kelapa dalam negeri memiliki potensi produksi senilai Rp50,2 triliun apabila produktivitas per hektare (ha) lahan dapat meningkat sampai tiga kali lipat.
Kepala Sub Direktorat Tanaman Kelapa dan Palma Lain Unggul Ametung menjelaskan sepanjang 2017, produksi kelapa nasional tercatat berjumlah 2,87 juta ton setara kopra di lahan dengan luas total 3,6 juta ha.
Tingkat produksi itu pun masih terbilang rendah. Sebagai negara dengan luas kebun kelapa terbesar di dunia, produktivitas kelapa nasional baru mencapai 1,1 ton/ha.
"Potensi ekonomi bisa meningkat Rp34,3 triliun apabila produktivitas mencapai 3,5 ton/ha," tutur Unggul dalam diskusi di kantor Kadin pada Selasa (30/7/2019).
Sebagai salah satu komoditas unggulan asli Tanah Air, nilai transaksi dari produksi kelapa pada 2017 lalu mencapai Rp15,78 triliun. Angka tersebut menempatkan kelapa di urutan kelima sebagai komoditas dengan nilai produksi terbesar setelah kelapa sawit, karet, kakao, dan tebu.
Nilai produksi kelapa bahkan melampaui komoditas kopi yang pada 2017 lalu tercatat senilai Rp13,37 triliun.
Baca Juga
Guna mendorong produktivitas dan kemandirian, salah satu upaya yang diambil pemerintah adalah lewat kelembagaan pelaku usaha hulu, mengingat 99 persen kebun kelapa diolah oleh petani rakyat.
"Petani masih kesulitan modal untuk sarana produksi, belum lagi kondisi tanaman yang kurang produktif dan lahan yang berkurang karena umur tanaman yang tua," sambung Unggul.
Ia menyebutkan kelembagaan ekonomi ini bakal membuat produksi menjadi lebih efisien lewat tata hubungan kerja sama yang menghubungkan pelaku usaha hulu sampai ke hilir.