Bisnis.com, JAKARTA PT PLN (Persero) berencana ikut terjun dalam bisnis pembangkit listrik tenaga surya atap menyesuaikan dengan ketertarikan masyarakat dalam memanfaatkan energi terbarukan.
Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan (EBT) PLN Zulfikar Manggau mengatakan pengembangaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap merupakan suatu keniscayaan yang bisa menjadi peluang bisnis bagi perseroan. Hal itu pun bisa berdampak langsung pada pendapatan PLN.
Menurutnya, PLN kemungkinan baru akan masuk dalam bisnis pemasangan maupun pemeliharaan (maintenance) PLTS atap dan belum berencana bergerak lebih jauh ke dalam produksi modul. Pasalnya, hingga saat ini, permintaan akan pemasangan PLTS atap masih terhitung rendah.
Dia memperkirakan ada lebih dari 600 pelanggan PLN yang telah memasang PLTS atap dan melakukan ekspor impor listrik apabila terjadi kelebihan. Jumlah ini akan semakin bertambah seiring dengan semakin turunnya biaya investasi yang dikeluarkan pelanggan.
Saat ini, investasi pemasangan PLTS atap berada pada kisaran Rp13 juta hingga Rp18 juta per kilowatt peak (kWp).
"Sesuai dengan RUPTL [rencana usaha penyediaan tenaga listrik] PLN, pengembangan PLTS kan 100 MW per tahun, masuk ke sana [penjualan modul] kita belum melakukannya dalam waktu dekat. Pemain lama saja melihat potensi pengembangan tidak bertambah," katanya, Selasa (30/7/2019).
Baca Juga
Zulfikar menjelaskan PLN saat ini sedang mengkaji lini bisnis mana yang dapat dimasuki pengembangan PLTS atap. Mekanisme bisnisnya ditargetkan rampung tahun ini.
Nantinya, jika mekanisme bisnis PLTS atap rampung, kewenangannya akan berada pada divisi niaga PLN karena berkaitan dengan upaya PLN untuk tetap mempertahankan pendapatan dari potensi penurunan akibat pemasangan PLTS atap.
"Walaupun sedang didiskusikan, ini [rencana masuk ke bisnis PLTS atap] sangat strategis bagi PLN. Ke depan akan kami matangkan, kami masuk sampai di mana dan porsi apa yang akan diambil PLN," katanya.
Meskipun berencana masuk di bisnis pemasangan PLTS atap, Zulfikar memastikan PLN tetap fokus pada pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sesuai yang tercantum dalam RUPTL PLN 2019 -2028 yang menargetkan pengembangan pembangkit surya sebesar 1 GW hingga 2028.