Bisnis.com, JAKARTA — Penambahan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan masih dinantikan, baik oleh pengembang dan bank penyalur kredit. Meskipun kuota pembiayaan rumah subsidi itu menipis, hal itu dinilai tidak menghalangi pengembangan rumah bersubsidi.
Direktur Consumer Banking PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) Budi Satria mengatakan bahwa dari BTN dipastikan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akan habis.
Bersama dengan asosiasi pengembang, katanya, BTN sudah meminta agar Menteri Keuangan menaikkan kuotanya.
“Kuota tahun ini kurang lebih separuh dari tahun lalu, kamit minta disamain. Kami minta supaya tahun ini ditambah sekitar 100.000—140.000 unit. Nah dari permintaan itu menteri [Menteri Keuangan] sebenarnya menyambut baik karena berarti minatnya tinggi,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (24/7/2019).
Saat ini, BTN bersama dengan para asosiasi pengembang masih menantikan realiasasi penambahan kuota FLPP dari Menteri Keuangan.
Budi menyebutkan bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu keputusan Menkeu.
Baca Juga
Dengan menipiskan kuota, Budi menyebutkan bahwa pengembang masih bisa bergerak membangun rumah subsidi dari kuota yang masih ada.
“Kami harapkan nanti ada review alokasi yang masih ada, yang memang belum habis, mudah-mudahan bisa dialirkan. Kasihan kan MBR [masyarakat berpenghasilan rendah] yang membutuhkan rumah jadi belum bisa terlayani, kalau kemarin sih Kemenkeu bilangnya mendukung sekali, kita tunggu saja hasilnya,” sambungnya.