Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan Umum Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia masih menantikan pengesahan beleid tentang kendaraan listrik dan kesiapan mitra untuk memulai investasi bus listriknya.
Kepala Divisi Manajemen Aset dan Pengembangan Properti, sekaligus Pelaksana Tugas Khusus Program Bus Listrik, Perum Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) Dipo Wirawan mengungkapkan garis waktu pelaksanaan rencana investasi bus listrik DAMRI masih menanti pengesahan beleid tentang kendaraan listrik.
"Perencanaan investasi bus listrik di DAMRI timeline-nya disesuaikan dengan saat disahkannya Peraturan Presiden tentang Kendaraan Listrik, serta kesiapan mitra dalam menerapkan kebijakan bus listrik," ungkapnya kepada Bisnis.com, Selasa 23/7/2019).
Secara prinsip, dia menegaskan DAMRI siap mendukung dan menjadi pionir dalam penggunaan bus listrik di Indonesia. Alasannya, DAMRI tidak mempersoalkan penggunaan bus listrik tetapi lebih ke waktu permulaan.
Menurutnya, sudah merupakan kewajiban bagi para pelaku usaha untuk mengarah kepada pengembangan yang berkelanjutan atau sustainable development.
"Sektor transportasi publik mempunyai peran yang besar untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan. Rasionya, jika satu bus diesel diubah menjadi bus listrik, sama dengan meng-elektrifikasi 30 mobil pribadi," ujarnya.
Terkait mitra, dia siap mendukung rencana penggunaan bus listrik oleh PT Transportasi Jakarta. Dia mengklaim terus berkoordinasi dengan Transjakarta untuk memformulasikan model bisnis yang saling menguntungkan.
"Mengingat biaya investasi bus listrik yang cukup tinggi bisa mencapai 2-3 kali lipat bus diesel, maka perencanaan yang dilakukan harus benar-benar matang," katanya.
Lebih lanjut, DAMRI tengah bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dalam menyusun kajian terhadap kelayakan investasi bus listrik serta mitigasi risiko yang dibutuhkan.
"Selain dengan Transjakarta, DAMRI pun siap jika seandainya beberapa layanan di kawasan Bandara Soekarno Hatta secara bertahap harus menggunakan Bus Listrik seiring dengan kebijakan PT Angkasa Pura II terkait sustainable atau green airport," tegasnya.