Bisnis.com, JAKARTA–Produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sepanjang semester I/2019 tercatat sebanyak 114 standar kargo atau turun 18,04 persen dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 139,1 standar kargo.
Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief Setiawan Handoko mengatakan produksi LNG dari Kilang Bontang di Kalimantan Timur dan Kilang Tangguh di Papua tercatat lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.
Produksi LNG di Kilang Tangguh tercatat sebanyak 56,8 standar kargo sampai Juni lalu, lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 60,8 standar kargo. Adapun penurunan produksi di Kilang Bontang tercatat lebih besar.
Dia menjelaskan penurunan produksi disebabkan penyerapan LNG oleh PT PLN (Persero) yang tidak optimal. “Produksi Kilang Bontang semester I/2019 sebanyak 57,2 standar kargo versus semester I/2018 sebanyak 78,3 standar kargo,” tuturnya, Selasa (23/7/2019).
Penurunan produksi LNG dari Kilang Bontang, lanjut Arief, disebabkan pembatalan kontrak pasokan LNG oleh PLN sebanyak 11 kargo. Pembatalan tersebut dilakukan, akibat harga LNG di pasar spot tercatat lebih murah dibandingkan dengan harga kontrak antara PT Pertamina (Persero) dengan pemerintah.
Adapun harga LNG di pasar spot diperkirakan baru akan naik pada akhir tahun.
Baca Juga
“Strategi pembeli enggak tahu seperti apa. Kayaknya lebih baik beli di spot daripada kontrak. Jadi, kami akan betulkan mekanismenya agar pembeli tidak seenaknya drop kargo,” tambahnya.