Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI BAJA : Derita yang Tak Kunjung Usai

Industri baja memiliki peranan yang sangat penting sebagai penopang bagi industri-industri lainnya. Namun, hal tersebut nyatanya tidak membuat industri baja nasional berjaya.
Desember 2016, Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd. dan PT Bintang Delapan Mineral mendirikan PT Tsingshan Steel Indonesia di Indonesia, berinvestasi mendirikan pabrik produksi NPI 500.000 ton per tahun di Kawasan IMIP di Kabupaten Morowali.Pabrik TSI menggunakan proses peleburan blast furnace yang matang, dengan karakteristik biaya yang rendah, hasil produksi yang tinggi, teknologi yang matang, resiko teknik rendah dan lain-lain. /imip.co.id
Desember 2016, Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd. dan PT Bintang Delapan Mineral mendirikan PT Tsingshan Steel Indonesia di Indonesia, berinvestasi mendirikan pabrik produksi NPI 500.000 ton per tahun di Kawasan IMIP di Kabupaten Morowali.Pabrik TSI menggunakan proses peleburan blast furnace yang matang, dengan karakteristik biaya yang rendah, hasil produksi yang tinggi, teknologi yang matang, resiko teknik rendah dan lain-lain. /imip.co.id

Produk Baja China Leluasa Masuk RI

Yerry membenarkan bahwa situasi yang dihadapi saat ini disebabkan adanya beberapa regulasi yang dianggap kurang menguntungkan bagi industri baja nasional.

Dia menuturkan, industri baja nasional dalam beberapa tahun terakhir masih tertekan dengan banyaknya produk impor yang masuk ke Indonesia.

Salah satu hal yang memicu Indonesia menjadi negara tujuan ekspor produsen baja dari China ialah karena adanya kebijakan proteksionisme dari Pemerintah AS terhadap produk China.

Hal itu menyebabkan produk baja yang tadinya diekspor ke AS, beralih ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, catatan SEAISI menunjukkan bahwa volume impor baja ke beberapa negara di Asia Tenggara pada kuartal I/2018 mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi impor pada kuartal I/2017.

Namun, hal tersebut tidak terjadi di Indonesia. Pada kuartal I/2018, volume impor baja dari China naik 59% dibandingkan dengan realisasi impor pada kuartal I/2017. Adanya kemudahan produk impor untuk memasuki pasar dalam negeri sebagai dampak free trade agreement (FTA) semakin membuat Indonesia dibanjiri oleh produk impor baja dari China.

“Situasi tersebut semakin diperburuk dengan adanya kondisi overcapacity yang terjadi di China, serta maraknya praktik circumvention,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper