Bisnis.com, JAKARTA -- Mekanisme tarif hanya memiliki peran kecil dalam mengatasi persoalan terkait neraca perdagangan.
Dalam Chart of The Week yang dipublikasikan blog International Monetary Fund (IMF), disebutkan bahwa selama dua dekade terakhir, sebagian besar perubahan dalam neraca perdagangan bilateral — perbedaan dalam nilai ekspor dan impor antara dua negara — justru dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi makro.
"Sebaliknya, perubahan tarif memainkan peran yang jauh lebih kecil dalam mempengaruhi neraca perdagangan," tulis IMF yang dikutip Bisnis, Kamis (11/7/2019).
Adapun faktor-faktor ekonomi makro tersebut termasuk kebijakan fiskal, demografi, permintaan domestik yang lemah, hingga mencakup kebijakan nilai tukar dan kebijakan sisi penawaran domestik, seperti subsidi untuk perusahaan milik negara atau untuk ekspor.
Salah satu contoh kasus yang bisa menjelaskan hal tersebut ketika faktor-faktor ekonomi makro menyumbang sekitar 20 persen dari perubahan dalam neraca perdagangan AS-Jerman dalam rentang 1995-2015, dan faktor-faktor yang sama ini menyumbang lebih dari 95 persen perubahan dalam neraca perdagangan AS-China.
Di satu sisi, perubahan tarif memainkan peran yang lebih kecil. Apalagi, tingkat tarif sudah rendah di banyak negara dan fakta bahwa penurunan tarif timbal balik telah mengimbangi dampak pada neraca perdagangan bilateral.
Dengan demikian, memberlakukan tarif bilateral pada mitra dagang untuk mengatasi trade balance sangat tidak tepat karena hanya akan mengalihkan permintaan konsumen ke mitra dagang lain yang tidak dikenakan tarif.
Kendati demikian, instrumen tarif bukannya tidak penting. Pasalnya, dalam laporan itu peningkatan tarif akan sangat mempengaruhi output, pekerjaan, dan produktivitas.
"Integrasi dalam sistem perdagangan global saat ini, menunjukkan bahwa kenaikan tajam dalam tarif juga akan berdampak pada negara-negara lain, menciptakan riak satu sama lain dan membuat ekonomi dunia lebih buruk," lanjut laporan itu.
Perang Tarif Bukan Solusi Atasi Ketimpangan Neraca Dagang
Menurut laporan IMF, faktor makroekonomi justru menjadi masalah utama ketimpangan neraca perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
11 jam yang lalu