Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia menggelar resepsi diplomatik untuk menggalang dukungan agar terpilih kembali sebagai Anggota Dewan International Maritim Organization (IMO) kategori C periode 2020-2021.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa dukungan untuk "Vote for Indonesia" akan dilakukan pada salah satu agenda Sidang Majelis IMO ke-31 pada 25 November - 5 Desember 2019 di Markas Besar IMO, London.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menurutnya, keanggotaan Indonesia dalam IMO sangat penting. Indonesia telah menjadi anggota IMO sejak 1961 dan berperan aktif sebagai anggota Dewan IMO dari 1973 hingga 1979 dan dari tahun 1983 hingga kini.
“IMO adalah satu organisasi yang selalu membahas kemajuan dunia maritim itu diberlakukan, jadi kalau kita tidak turut serta pasti kita rugi,” katanya, Senin (8/7/2019).
Menhub menegaskan Indonesia ingin memperbarui kemampuan dalam mengelola laut dengan baik karena perairan nasional digunakan secara internasional.
Budi Karya bercerita ingin mempromosikan selat Malaka selat Sunda, selat Lombok supaya dapat digunakan secara internasional. Melalui keanggotaannya di Dewan IMO, paparnya, akan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan IMO yang sangat berpengaruh pada dunia.
Baca Juga
"Indonesia siap untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pekerjaan Dewan dan pertimbangan, di antaranya dengan memulai reformasi organisasi hingga perlindungan lingkungan, mulai dari keselamatan dan keamanan hingga sumber daya manusia, hingga mulai dari kerjasama teknis hingga pembangunan berkelanjutan," katanya.
Pada periode 2018-2019, Indonesia masuk dalam Anggota Dewan IMO Kategori C yang merupakan perwakilan dari negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis. Negara yang masuk adalah Singapura, Turki, Cyprus, Malta, Moroko, Mesir, Meksiko, Malaysia, Peru, Belgia, Cile, Filipina, Denmark, Afrika Selatan, Jamaika, Kenya, Thailand, Liberia dan Bahama.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo menambahkan IMO memainkan peranan penting dalam membantu Indonesia membangun industri maritim dan konektivitas wilayah.
menurutnya, program IMO telah memberikan kontribusi signifikan untuk perwujudan keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia.
“Keanggotaan pada Dewan IMO ini akan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan IMO yang sangat berpengaruh pada dunia kemaritiman,” ucapnya.
Agus juga menjelaskan Indonesia telah banyak berperan dalam hal keselamatan, keamanan dan perlindungan maritim dunia. Salah satunya adalah ditetapkan dan diadopsinya Bagan Pemisahan Alur Laut atau Traffic Seperation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok oleh IMO serta aktif dalam menjaga keselamatan navigasi dan perlindungan maritim bagi sekitar 100.000 kapal dalam setahun yang melewati Selat Malaka dan Selat Singapura yang merupakan selat internasional.