Bisnis.com, JAKARTA -- Terdapat tiga pembangkit energi baru terbarukan di Indonesia yang memiliki efisiensi paling besar, yakni air, panas bumi, dan biomassa.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PLN (Persero) Djoko R. Abumanan mengungkapkan efisiensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berada pada kisaran 80 persen hingga 100 persen. Untuk panas bumi dan biomassa, efisiensinya sebesar 80 persen.
Sementara itu, pembangkit energi baru terbarukan lainnya, yakni tenaga surya memiliki efisiensi 20 persen, pembangkit tenaga angin atau bayu sebesar 30 persen, dan tenaga arus laut sekitar 20 persen hingga 30 persen tergantung daerah.
"Nah, kalau matahari kan cuma muncul siang. Di Jakarta saja dalam waktu 24 jam efektif penyinaran hanya 3 jam, kalau di NTT bisa 5 jam," katanya kepada Bisnis, Senin (8/7/2019).
Dia menyatakan pembangkit EBT pertama yang ada di Indonesia adalah PLTA. Pembangkit tersebut telah ada sejak zaman Belanda, tepatnya sekitar 1925.
Djoko menambahkan pembangkitan memang harus menyesuaikan dengan kondisi cuaca masing-masing daerah. Contohnya Belanda membangun PLTA di Indonesia, sedangkan di negaranya sendiri yang cenderung membangun pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca Juga
"Indonesia punya PLTA Lamajan 3x6,5 MW di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sudah dibangun dari zaman Belanda," katanya.