Bisnis.com, JAKARTA -- Chief Cooperation Officer Crea Nusa Bali Dua Pamela Hannie mengatakan bahwa proyek PT Agung Panorama Propertindo mixed-use Crea yang saat ini sedang dalam tahap finishing menyasar pasar Wisatawan Asing.
"Crea ini adalah pusat business buiding yang marketnya foreigner, bagi mereka yang ingin menyewa, mereka tidak perlu pinjam nama, secara legal mereka mudah melakukan transaksi dengan nama perusahaan dengan status sewa," tuturnya pada Bisnis Kamis (4/7/2019).
Crea yang terdiri dari tiga tower yang terdiri dari satu tower khusus kecantikan, dan dua tower untuk persewaan kantor dan retail, rencananya dan akan beroperasi pada 2021. Adapun hingga saat ini, tower yang telah dikhususkan sebagai kawasan heatlhourism telah terisi beberapa tenant kesehatan.
"kurang lebih tenant telah terisi dari 40% hingga 50%," ujarnya.
Pamela menuturkan bahwa perkantoran mixed-use CREA dengan tiga tower yang berada di atas lahan seluas 12.000 meter persegi itu didedikasikan untuk bisnis pariwisata seperti healthourism, cosmetic surgery dan anti aging center, representatif office, start up office, co working space, meeting room, dan retail dengan segmentasi high end.
"Kita sedang membuat satu destinasi baru yaitu healthourism. Dilihat dari planning pariwisata Indonesia di lima tahun ke depan, Indonesia ingin menciptakan healthourism, bisnis kesehatan di tempat kita yakni beauty dan anti aging," tuturnya.
Di sisi lain, dalam bisnis persewaan kantor, PT Agung Panorama Propertindo telah bekerja sama dengan perusahaan penyewa ruang bersama Kolega untuk menciptakan kantor yang memiliki daya tarik yang menyenangkan dan memiliki kreatifitas yang tinggi.
Meskipun pasar perkantoran Bali tak seramai pasar hotel, Pamela mengatakan bahwa pihaknya melihat adanya sinyal dan demand pasar yang membutuhkan kawasan perkantoran premium yang memiliki arsitektur dan desain interior yang kekinian.
Di sisi lain, Pamela menuturkan, bahwa CREA yang berada diatas kawasan ITDC, pihaknya juga bekerja sama dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC dengan program bisnis sewa menyewa sehingga sasaran pasar tidak dapat melakukan jual beli perkantoran.