Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat bakal membuka pelelangan proyek Sistem Pengolahan Air Limbah Jakarta atau Jakarta Sewerage System dalam waktu dekat.
Proyek ini dipastikan mendapat pinjaman dari Pemerintah Jepang sebesar Rp4,03 triliun.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga mengatakan bahwa pihaknya tengah merampungkan desain teknis untuk Zona 1 dan Zona 6. Di samping itu, dokumen terkait dengan pelelangan juga sedang disiapkan.
“Saat ini sedang finalisasi desain dan dokumen lelang. Mudah-mudahan Juli ini selesai dan dilanjutkan ke tahap pelelangan,” kata Danis kepada Bisnis.com, Senin (1/7/2019).
Dia menambahkan bahwa proses pelelangan diperkirakan memakan waktu 3 bulan hingga 4 bulan.
Oleh karena itu, dia berharap agar proyek Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Jakarta bisa memulai konstruksi pada akhir 2019 guna meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang masih rendah.
Baca Juga
Danis menyebutkan bahwa proyek SPAL Jakarta akan dibangun secara bertahap, dimulai dari zona 1 dan zona 6 dari total 15 zona yang direncanakan.
Menurutnya, pendanaan untuk proyek SPAL Jakarta berasal dari pinjaman Pemerintah Jepang. Nota pertukaran pinjaman berlangsung pada 27 Mei 2019.
Pihak Jepang diwakili oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, sedangkan Direktur Jenderal Urusan Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya menjadi pihak yang mewakili Indonesia.
Berdasarkan keterangan yang dilansir Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, pinjaman diberikan kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 30,98 miliar yen atau setara dengan Rp4,03 triliun.
Pinjaman digunakan untuk pembangunan fasilitas pengolahan air limbah dan pembenahan saluran air limbah di DKI Jakarta.
Pinjaman berdurasi 25 tahun dengan masa tenggang 7 tahun. Tingkat suku bunga yang dikenakan sebesar 0,10% per tahun.
Proyek SPAL Jakarta dibutuhkan karena cakupan pelayanan air limbah di Jakarta masih rendah, yakni hanya 7%. Secara langsung SPAL Jakarta akan menambah cakupan pelayanan air limbah.
Pada 2028 atau 3 tahun setelah proyek rampung, sebanyak 195.000 orang bakal menikmati layanan air limbah dengan kapasitas penanganan air limbah 47.000 meter kubik per hari.
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas melansir bahwa pembangunan Zona 1 dan Zona 6 akan meningkatkan cakupan wilayah pelayanan air limbah di DKI Jakarta sebesar 20%.
Pembangunan di Zona 1 dan Zona 6 diharapkan bisa memberi efek gulir pada pembangunan di 13 zona lainnya sehingga menggenjot jangkauan layanan air limbah.