Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun PLTD untuk MRT, PLN Berharap Tak Perlu Dihidupkan

Konstruksi PLTD tersebut akan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama memiliki kapasitas 60 MW dan tahap kedua 40 MW.
Rangkaian kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI melintas di Stasiun Fatmawati, Jakarta, Rabu (8/5/2019)./Antara
Rangkaian kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI melintas di Stasiun Fatmawati, Jakarta, Rabu (8/5/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) berencana akan menjadikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Senayan Jakarta berkapasitas 100 MW sebagai penyokong kebutuhan daya pengoperasian Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

PLTD Senayan Jakarta rencananya beroperasi pada September 2019. Hingga saat ini, konstruksi pembangkit tersebut telah mencapai 88,40%.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019—2028, PLTD Senayan merupakan pembangkit yang berada di pusat beban Jakarta. Proyek ini dinilai strategis karena selain bertujuan untuk meningkatkan kenadalan pasokan sistem MRT,  juga untuk memenuhi kebutuhan pembangkit yang dapat beroperasi tanpa pasokan daya dari luar (blackstart).

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS mengatakan konstruksi PLTD tersebut akan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama memiliki kapasitas 60 MW dan tahap kedua 40 MW, sehingga total seluruhnya 100 MW.

Menurutnya, walaupun beroperasi sebentar lagi, PLTD Senayan hanya akan digunakan apabila pengoperasian MRT membutuhkan daya tambahan. 

Haryanto menambahkan, PLN memang berupaya untuk mengurangi penggunana bahan bakar minyak untuk mengoperasikan sjeumlah pembangkit agar menurunkan biaya produksi sehingga berdampak pada rendahnya tarif listrik yang harus dibayar masyarakat.

"Jadi kalau PLTD Senayan selesai itu hanya jadi back-up suplai tenaga MRT, mudah-mudahan tidak perlu nyala ya," katanya, Selasa (25/6/2019).

Selain PLTD Senayan, tiga pembangkit lainnya yang akan segera beroperasi yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Unit 4 berkapasitas 315 MW pada September 2019 dan PLTU Jawa 7 Unit 1 Cilegon yang beroperasi Oktober 2019.

Saat ini konstruksi kedua pembangkit sedang dikejar. Adapun realisasi konstruki PLTU Lontar Unit IV telah sebesar 90,80% dan PLTU Jawa 7 86,76%.

Sebelumnya, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 2 kapasitas 880 MW telah berhasil masuk sistem Jawa Bali setelah sebelumnya sukses mencapai tahap commercial operation date (COD) pada 20 Mei 2019 lalu. Apabila, tiga pembangkit yang sedang konstruksi tersebut pengerjaannya selesai, pada 2019 akan ada empat pembangkit yang siap beroperasi komersial atau commercial operating date untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem Jawa-Bali.

Selain itu, saat ini konstruksi pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Karang yang telah dimulai sejak pertengahan 2018 telah mencapai 60,36%. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028, PLTGU Muara Karang ditarget beroperasi pada 2020. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper