Bisnis.com, JAKARTA — Harga tiket pesawat rute domestik yang mahal membuat wisatawan asing tidak berlama-lama berpelesir di Indonesia.
Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari mengatakan, penurunan lama tinggal turis asing dikarenakan konektivitas antardestinasi di Indonesia hanya bisa dijangkau menggunakan kapal dan pesawat.
“Tak dipungkiri, mahalnya harga tiket domestik tahun ini turut berdampak pada lama tinggal turis yang ke Indonesia,” ujarnya, Senin (24/6).
Biasanya, lanjut Azril, turis yang datang ke Indonesia menghabiskan waktu tinggal selama 1—2 pekan. Namun, saat ini turis yang ke Indonesia hanya tinggal paling lama sekitar 7 hari saja.
Menurutnya, berkurangnya lama tinggal wisman di Indonesia juga disebabkan oleh daya tarik destinasi yang sudah tidak lagi inovatif.
“Sekarang rerata yang datang ke Indonesia, wisman yang baru pertama kali dan kedua kali di Indonesia. Sebaliknya, turis yang sudah sering ke Indonesia bergeser ke negara lain karena daya tarik wisata di sini hanya begitu-begitu saja,” tutur Azril.
Baca Juga
Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia Rudiana Jones menambahkan untuk turis Asia juga mengalami penurunan lama tinggal, yang bisanya 5 hari hanya menjadi 3 hari pada tahun ini.
Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada menarik jumlah kunjungan wisman tetapi juga membuat mereka memperpanjang lama tinggal ketika berpelesir ke Tanah Air. “Ini yang susah, bagaimana secara kualitas mereka juga tetap betah berwisata di Indonesia,” ucapnya.
Vice President Brand and Communication Panorama Group AB Sadewa menambahkan lama tinggal turis asal India juga turun dari yang biasanya 5 hari menjadi 4 hari saja di Indonesia. Lalu, untuk turis dari Eropa yang biasanya 10 hari menjadi hanya sekitar 7 hari.
Dia menilai, hal itu dikarenakan jarangnya rute penerbangan langsung dari negara asal hingga ke tempat tujuan. “Kalau turis India karena jadwal penerbangan langsung dari negara mereka berkurang.”
Dia menambahkan lama tinggal wisatawan nusantara yang berpelesir di dalam negeri justru bertambah dari yang biasanya 3 hari menjadi 4—5 hari.
Menurutnya, penambahan lama tinggal wisnus ini turut menguntungkan pengusaha hotel, meski tak terlalu signifikan.
“Lama tinggal wisnus bertambah karena mereka sayang harga tiket yang mahal, sehingga memperpanjang waktu tinggal di destinasi wisata. Namun, secara kuantitas, pergerakan wisnus turun.”