Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong replikasi politeknik yang link and match dengan industri untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkompeten dan siap kerja dalam kerangka menyongsong era revolusi industri 4.0 dan menangkap momentum bonus demografi.
Dalam 2 tahun terakhir, Kementerian Perindustrian telah membangun empat politeknik, termasuk Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah, yang mana fasilitasnya sangat bagus, bahkan diklaim lebih lengkap dari fasilitas lab di Institut Teknologi Bandung. Rektor maupun profesornya digaji cukup tinggi.
Kemenperin juga mendirikan Akademi Komunitas Tekstil di Solo, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, serta Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal. Lebih dari 90%n siswa lulusan politeknik tersebut, langsung terserap kerja oleh industri karena kompetensinya sesuai kebutuhan lapangan saat ini.
“Pengalaman tersebut menjadi momentum untuk mendorong swasta agar ikut berkontribusi dalam pembangunan SDM yang kompeten di bidang industri,” ujar Menperin, Senin (24/6/2019).
Sebab, apabila hanya mengandalkan dari lulusan politeknik Kemenperin, jumlah tenaga siap kerja yang dihasilkan hanya sekitar 200-300 orang per politeknik.
Menperin menjelaskan, guna terus menggenjot peningkatan kualitas SDM industri di Tanah Air, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk melakukan penambahan politeknik terutama di kawasan industri. Hal ini sesuai fokus agenda pembangunan pada periode kedua kepemimpinannya, yakni pengembangan SDM terampil.
Sekarang, Kemenperin sudah punya 10 politeknik dan 2 akademi komunitas. Selain itu pemerintah akan terus mendorong pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan industri.
“Bapak Presiden Joko Widodo ingin pembangunan politeknik yang masif, karena dalam RPJMN untuk 2020-2024, SDM menjadi kunci dari pembangunan,” imbuhnya.
Terkait akselerasi program pendidikan vokasi tersebut, pemerintah telah menuangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, dengan target penambahan 500 politeknik yang link and match dengan industri.
“Bapak Presiden meminta lebih banyak lulusan yang bisa bekerja di industri. Paling tidak, satu juta angkatan kerja yang bisa diserap. Karena itu, pengalaman kami membuat politeknik, direplikasi kepada industri. Kemenperin juga telah mendorong industri untuk ikut membangun politeknik, dan mereka akan diberikan super deductible tax,” sebutnya.
Airlangga mengatakan bahwa dalam bertransformasi ke era industri digital, dibutuhkan reskilling SDM di bidang industri agar mereka mampu berkompetisi. Apalagi, pada peta jalan Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030.