Bisnis.com, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM menarget PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) pada tahun ini dapat memberikan keputusan mengenai dua penugasan wilayah kerja panas bumi.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengakui hingga saat ini PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy masih melakukan kajian pada dua proyek wilayah kerja panas bumi (WKP) yang ditugaskan tersebut.
Dua penugasan tersebut yakni wilayah kerja panas bumi (WKP) Lainea 20 MW di Sulawesi Tenggara dan Kotamobagu di Sulawesi Utara sebesar 140 MW. Penugasan WKP Lainea akan diberikan kepada PT PLN (Persero) dan WKP Kotamobago ke PT Pertamina.
"PLN masih kaji ya, itu kan masih distudy sama dia, biasanya dievaluasi, nanti mereka lihat menarik tidaknya," katanya, Rabu (19/6/2019).
Menurutnya, tidak ada yang istimewa dari penugasan WKP ke dua BUMN tersebut. Pengerjaan WKP hanya dibedakan statusnya berupa penugasan maupun hasil lelang. Sementara, kewajiban badan usaha yang mengerjakan masih sama, seperti masa berlaku, masa eksplorasi, maupun perpanjangan izin.
Selain menunggu keputusan dari PLN dan PGE, pada Juli 2019 nanti, Kementerian ESDM juga akan melakukan lelang empat proyek Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) ke pihak swasta. Empat wilayah kerja itu yakni WKP Sembalun dengan kapasitas 100 MW di Nusa Tenggara Barat, Telaga Ranu 85 MW di Maluku Utara, Gunung Galunggung 160 MW di Jawa Barat, dan Gunung Wilis 50 MW di Jawa Timur.
Baca Juga
Empat WKP tersebut merupakan wilayah kerja yang saat ini sudah siap dikembangkan.
Ida mengatakan WKP yang dilelang pada Juli 2019 tersebut ditarget menemukan pemenang pada Oktober 2019. Setelah itu, badan usaha pemenang lelang dapat melakukan eksplorasi dengan masa waktu lima tahun. "Kalau tidak sampai lima tahun eksplorasi lebih bagus lagi," katanya.
Saat ini pemanfaatan kapasitas total terpasang energi panas bumi di Indonesia adalah sebesar 1.948,5 Mega Watt (MW). Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai produsen listrik pnas bumi peringkat kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Semula, posisi ini ditempati Filipina.
Pada 2019, Kementerian ESDM menarget tiga pembangkit geotermal berkapasitas total 180 MW akan beroperasi komersial pada 2019. Adapun tiga pembangkit geotermal tersebut yakni pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Muaralaboh unit I berkapasitas 80 MW, PLTP Sorik Merapi unit I berkapasitas 45 MW, dan PLTP Sokoria unit I berkapasitas 5 MW.
Berdasarkan eksplorasi, potensi panas bumi di tiga wilayah kerja tersebut sebenernya jauh lebih besar daripada PLTP yang akan dipasang. Adapun wilayah kerja panas bumi (WKP) Muaralaboh memiliki potensi 220 MW, WKP Sorik Merapi memiliki potensi 240 MW, dan WKP Sokoria 30 MW.