Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi hingga akhir 2019 pembangunan rel kereta api hanya akan sampai 989,29 kilometer, lebih rendah dari rencana strategis 2015-2019 yang mencapai 1.349,7 Km.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menuturkan, kegagalan mencapai renstra tersebut akibat dari terbatasnya alternatif pendanaan serta kesiapan penyediaan lahan.
Keterbatasan alternatif pendanaan dalam pembangunan perkeretaapian tersebut membuat pembangunan hanya mengandalkan dana APBN.
"Awalnya, sebenarnya kami tadinya 3.000 km [dalam RPJMN] tapi itu desain dengan 60%--70% dari pendanaan alternatif jadi dari pemerintahan, dari investasi swasta. Ternyata dalam perjalannya banyak yang tadinya sudah kami rencanakan dengan pendanaan alternatif tadi memmang agak sulit," tuturnya, Selasa (18/6/2019).
Pendanaan sulit tersebut terutama bagi proyek pengerjaan di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, sehingga pemerintah merevisinya pada 2016.
Sejak 2017, target pembangunan rel menjadi 1.349,7 km. Itu pun dengan komposisi pendanaan APBN lebih dominan. "Nah, dalam perjalanannya dari APBN juga masih berjalan dan lainnya tapi masih susah untuk memenuhi. Akhirnya kami perkiraan sampai 2019 ini sekitar 980 km," paparnya.
Pemerintah memproyeksikan dapat merealisasi 73% dari rencana pembangunan rel kereta api yakni sepanjang 989,29 Km dengan rincian 964,09 km dari APBN sementara 93,2 km dari skema non-APBN.
Dia bercerita masih belum mendapatkan pinjaman yang dapat direalisasi dalam 5 tahun ini. Padahal, dalam renstra ada 30 trayek Kereta Api Perintis yang rencananya dibangun di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
"[Termasuk] Reaktivasi khusus kemarin itu memang di dalamnya ada tapi di Jawa Barat itu pendanaan alternatif dari Ditjen Perkerataapian,"' tegasnya.
Dia menjelaskan, fokusnya saat ini adalah mengejar pengerjaan target pembangunan rel kereta api tersebut paling lambat hingga 2020 mendatang. Zulfikri menegaskan akan menyelesaikan double track (DT) Selatan Jawa dan beberapa Lintas Trans Sumatra sudah disiapkan.
Konsentrasinya, kereta di luar Jawa fokus berguna untuk kereta barang dengan investasi dapat melalui pendanaan alternatif dari investor di jalur-jalur KA.