Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musabab Pembangunan Rel Kereta Api Bisa Gagal Capai Target

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi hingga akhir 2019 pembangunan rel kereta api hanya akan sampai 989,29 kilometer,
Ilustrasi - Pekerja memperbaiki bantalan rel di Km 193 - 192 antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Perbaikan tersebut dilakukan pascaanjloknya kereta Lodaya Tambahan keberangkatan Solo Balapan menuju Bandung pada Rabu (29/5/2019) malam./ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi
Ilustrasi - Pekerja memperbaiki bantalan rel di Km 193 - 192 antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Perbaikan tersebut dilakukan pascaanjloknya kereta Lodaya Tambahan keberangkatan Solo Balapan menuju Bandung pada Rabu (29/5/2019) malam./ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi hingga akhir 2019 pembangunan rel kereta api hanya akan sampai 989,29 kilometer, lebih rendah dari rencana strategis 2015-2019 yang mencapai 1.349,7 Km.


Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub  Zulfikri menuturkan, kegagalan mencapai renstra tersebut akibat dari terbatasnya alternatif pendanaan serta kesiapan penyediaan lahan.


Keterbatasan alternatif pendanaan dalam pembangunan perkeretaapian tersebut membuat pembangunan hanya mengandalkan dana APBN.


"Awalnya, sebenarnya kami tadinya 3.000 km [dalam RPJMN] tapi itu desain dengan 60%--70% dari pendanaan alternatif jadi dari pemerintahan, dari investasi swasta. Ternyata dalam perjalannya banyak yang tadinya sudah kami rencanakan dengan pendanaan alternatif tadi memmang agak sulit," tuturnya, Selasa (18/6/2019).


Pendanaan sulit tersebut terutama bagi proyek pengerjaan di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, sehingga pemerintah merevisinya pada 2016.


Sejak 2017, target pembangunan rel menjadi 1.349,7 km. Itu pun dengan komposisi pendanaan APBN lebih dominan. "Nah, dalam perjalanannya dari APBN juga masih berjalan dan lainnya tapi masih susah untuk memenuhi. Akhirnya kami perkiraan sampai 2019 ini sekitar 980 km," paparnya.


Pemerintah memproyeksikan dapat merealisasi 73% dari rencana pembangunan rel kereta api yakni sepanjang 989,29 Km dengan rincian 964,09 km dari APBN sementara 93,2 km dari skema non-APBN.


Dia bercerita masih belum mendapatkan pinjaman yang dapat direalisasi dalam 5 tahun ini. Padahal, dalam renstra ada 30 trayek Kereta Api Perintis yang rencananya dibangun di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.


"[Termasuk] Reaktivasi khusus kemarin itu memang di dalamnya ada tapi di Jawa Barat itu pendanaan alternatif dari Ditjen Perkerataapian,"' tegasnya.


Dia menjelaskan, fokusnya saat ini adalah mengejar pengerjaan target pembangunan rel kereta api tersebut paling lambat hingga 2020 mendatang. Zulfikri menegaskan akan menyelesaikan double track (DT) Selatan Jawa dan beberapa Lintas Trans Sumatra sudah disiapkan.


Konsentrasinya, kereta di luar Jawa fokus berguna untuk kereta barang dengan investasi dapat melalui pendanaan alternatif dari investor di jalur-jalur KA.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper