Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Properti Wisata Maladewa Kian Moncer

Maladewa atau Maldives adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia dengan Ibu Kota Male.
Penginapan di Maladewa/baros.com
Penginapan di Maladewa/baros.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kepulauan Maladewa makin populer tak hanya di kalangan wisatawan, tapi juga sebagai tujuan investasi hotel di seluruh Samudra Hindia yang jumlahnya diperkirakan mencapai rekor pada 2019.

Transaksi investasi hingga saat ini tercatat Jones Lang LaSalle (JLL) mencapai nilai US$450 juta untuk resor.

Jumlah tersebut didominasi oleh investor dari Asia dan mulai menarik investor dari Eropa dan Amerika Serikat. Dalam enam bulan terakhir, investasi dari sumber-sumber baru tersebut telah mencapai nilai US$300 juta, dibandingkan dengan rata-rata volume tahunan yang hanya mencapai US$120 juta per tahun.

Head of Investment Sales JLL Asia Nihat Ercan menyebutkan, pengetatan imbal hasil di pasar utama secara global, terutama di Eropa, menandakan bahwa permintaan tetap tinggi karena investor terus mencari kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih tinggi.

"Klien kami di luar Asia mulai menunjukkan peningkatan minat investasi di Maladewa, melihat reputasinya sebagai tujuan utama wisatawan," ungkapnya dalam laporan resmi, Kamis (13/6/2019).

Maladewa atau Maldives adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia dengan Ibu Kota Male.

Maladewa merupakan destinasi wisata yang tengah naik daun. Jumlah kedatangan dalam kuartal pertama 2019 bertumbuh hingga 15% pada April 2019 dengan 190.713 wisatawan, dibandingkan dengan 163.000 kunjungan wisatawan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kedatangan dari Eropa juga tercatat naik hingga 9 persen pada Januari. Kemudian, wisatawan dari Italia, Jerman, dan Inggris tercatat mencapai 26,2 persen dari seluruh kunjunganlada kuartal I/2019. Sedangkan, wisatawan dari AS naik 44% dibandingkan dengan tahun lalu.

"Para pengembang hotel asal Eropa juga melihat kesempatan untuk mengkapitalisasi lahan di Maladewa melalui brand yang sudah dikenal kebanyakan pelancong dan operator perjalanan," ungkap Charlie MacIldowie, Vice President, JLL Hotels & Hospitality Group.

MacIldowie memprekirakan bahwa investor dari Eropa dan Amerika akan mulai deras masuk ke Maladewa dalam 12 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper