Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menerbitkan global bond diyakini akan efektif menambah cadangan devisa (cadev) pada akhir kuartal II/2019.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter R. Abdullah menilai, selain global bond, ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menumpuk cadev semakin leluasa jika nilai tukar rupiah mampu stabil.
"Apabila rupiah cukup stabil yang berarti tidak ada tambahan pengeluaran untuk intervensi, dapat diyakini pada bulan Juni cadev akan kembali meningkat," papar Piter, Kamis (13/6/2019).
Secara struktur, penerimaan cadev bersumber dari utang luar negeri pemerintah atau penerbitan global bond dan bagi hasil konsesi pertambangan.
"Di luar itu ada penerimaan cadev tapi tidak cukup signifikan," kata Piter.
Adapun pengeluaran terbesar dibukukan oleh pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah, serta intervensi BI dalam rangka stabilisasi rupiah.
Baca Juga
BI mencatat, cadev Mei 2019 mengalami penurunan cukup tajam sebesar US$4 miliar menjadi US$120,3 miliar, dari posisi akhir April 2019 yang sebesar US$124,3 miliar.
Kendati turun tajam, BI masih mengklaim posisi cadev cukup tinggi dan dapat memenuhi pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.