Bisnis.com, JAKARTA - Kesempatan Bank Indonesia (BI) untuk menumpuk cadangan devisa (cadev) diperkirakan akan terkendala seiring tekanan yang masih membayangi neraca dagang dan perbaikan defisit transaksi berjalan.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter R. Abdullah menuturkan, besaran defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan, serta ketidakpastian kebijakan The Fed yang bisa menekan rupiah perlu dikhawatirkan.
"Volatilitas rupiah yang tinggi akan mendorong BI menggunakan cadev untuk intervensi. Dengan demikian pemupukan cadev bisa dipastikan akan terkendala," kata Piter, Kamis (13/06/2019).
Jika rupiah mengalami tekanan yang sangat kuat, seperti tahun lalu misalnya, Piter memastikan BI akan menggunakan cadev untuk intervensi stabilitas rupiah. Alhasil, cadev bakal semakin tergerus.
Perlu dipahami, ungkap Piter, peluang untuk memupuk cadev terkait dengan aliran penerimaan dan pengeluaran. Tentunya, BI bisa memupuk cadev jika penerimaan lebih besar dari pengeluaran.
Secara struktur, penerimaan cadev bersumber dari utang luar negeri pemerintah atau penerbitan global bond dan bagi hasil konsesi pertambangan.
"Diluar itu ada penerimaan cadev tapi tidak cukup signifikan," kata Piter.
Selain pengeluaran cadev, nilai terbesar dibukukan oleh pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah, serta intervensi BI dalam rangka stabilisasi rupiah.