Bisnis.com, SAMARINDA - Kementerian Perhubungan memastikan akan terus mengembangkan Bandar Udara APT Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur, karena memiliki nilai strategis serta penting bagi transportasi udara masyarakat setempat.
"Walaupun bandara tersebut baru dioperasikan akhir Oktober 2018 ternyata trafik penerbangan cukup tinggi dan bahkan banyak maskapai yang menginginkan tambah frekuensi penerbangan," kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti kepada pers di Samarinda, Jumat.
Hal itu disampaikan saat dirinya memantau Posko Lebaran 2019 dan pergerakan penumpang saat arus mudik dan balik.
Polana mengatakan, belum sampai satu tahun bandara tersebut dioperasikan, pergerakan sudah besar yaitu 38-40 pesawat per hari.
"Pergerakan tersebut memang di luar perkiraan kami sebelumnya, oleh sebab itu Kemenhub menilai Bandara Pranoto harus dikembangkan," kata Polana.
Terkait dengan angkutan Lebaran, dia mengatakan, trafik sehari bisa mencapai hingga 4.500 penumpang dan tidak ada penerbangan yang dihentikan. "Justru ada maskapai yang minta penerbangan tambahan," katanya.
Polana mengatakan, investor Bandara APT Pranoto adalah Pemprov Kalimantan Timur, lalu diserahkan ke Kementerian Perhubungan untuk dioperasikan.
"Saya menilai kerja sama Pemprov Kaltim dengan Kemenhub berjalan baik, sehingga bisa terwujud bandara yang memiliki nilai strategis," katanya.
Kemenhub memprediksi puncak arus balik yang terjadi di bandara yang memiliki panjang landas pacu 2.250 meter tersebut, akan terjadi pada Minggu 9 Juni 2019.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara APT Pranoto Dodi Dharma mengatakan, secara umum angkutan mudik di bandara tersebut berjalan normal, sekalipun masih ada sejumlah hambatan.
Hambatan yang dimaksud, katanya, belum bisa didarati pesawat pada malam hari karena belum memiliki instrumen/lampu pendaratan di landas pacu seperti AFL.
"Tentu kami berharap instrumen untuk pendaratan malam hari bisa dipenuhi, mengingat permintaan penerbangan di sini sangat tinggi," kata Dodi
Tingkat ketepatan waktu (OTP) pesawat di bandara tersebut juga sangat tinggi, yaitu 80-90 persen.