Bisnis.com, JAKARTA--Mudik tahun ini dirasa bakal berbeda bagi warga di Pulau Jawa karena bisa memanfaatkan jalan tol tanpa putus dari Merak hingga Surabaya. Agar nyaman saat mudik dan balik, penentuan hari keberangkatan sangat penting.
Secara umum, puncak arus mudik diperkirakan jatuh pada 31 Mei 2019 (H-5) dan puncak arus balik pada 9 Juni 2019 (H+3).
Jasa Marga memprediksi sebanyak 1,38 juta kendaraan akan meninggalkan Jakarta pada periode 29 Mei 2019 (H-7) hingga 4 Juni 2019 (H-1).
Dari jumlah tersebut, 58,68 persen kendaraan menuju ke arah timur (arah Jawa Tengah) melalui jalan tol Jakarta—Cikampek. Sisanya sebanyak 26,68 persen kendaraan bakal menuju ke arah barat (Merak) melalui jalan tol Jakarta—Tangerang dan 14,64 persen menuju ke arah selatan (Puncak) melalui jalan tol Jagorawi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah menilai faktor kesiapan pemudik juga akan menjadi penentu keberhasilan penyelenggaraan mudik tahun ini.
Dia menjelaskan bahwa pemudik perlu terus diingatkan agar mengisi kartu uang elektronik cukup untuk bertransaksi. Pengisian saldo sebaiknya langsung dalam jumlah besar karena batasan saldo sudah mencapai Rp2 juta. Jumlah itu cukup untuk membayar tarif tol terjauh di koridor Trans-Jawa.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa euforia yang timbul berkat kehadiran jalan tol rasanya perlu diimbangi dengan kesiapan setiap pihak, baik pengguna maupun operator. Yang juga penting, mudik dengan selamat merupakan keutamaan karena tidak ada euforia seharga dengan nyawa.
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai persiapan Jasa Marga dalam mengantisipasi arus mudik maupun arus balik tahun ini lebih matang. Dia menyebutkan bahwa Jasa Marga telah melakukan persiapan yang terperinci pada simpul-simpul kemacetan.
“Namun, perlu juga diantisipasi arus balik yang pergerakannya tidak terencana. Saya lihat dari Surabaya sampai Cirebon, Jasa Marga sudah menyiapkan yang terbaik.”