Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia mengusulkan agar pemerintah cermat mengatur masa cuti bersama pada Lebaran tahun depan agar tidak lagi terjadi kemacetan seperti pada arus balik Idulfitri tahun ini.
Pakar transportasi MTI Djoko Setijowarno mengatakan, perjalanan mudik relatif lancar tahun ini karena cuti bersama dimulai 30 Mei atau 6 hari sebelum Lebaran. Artinya, pemudik mempunyai banyak pilihan hari untuk memulai perjalanan.
Sayangnya, rentang waktu arus balik hanya tiga hari karena masyarakat harus kembali bekerja pada 10 Juni. Akibatnya, potensi pemudik untuk kembali ke Jakarta pada hari yang sama menjadi besar. Dampaknya pun terlihat pada kemacetan belasan kilometer di ruas tol Cikampek-Jakarta saat arus balik.
"Sudah waktunya [arus balik] pendek, semua lewat tol. Jadinya macet. Tahun depan, rentang waktu mudik dan balik harus sama," katanya dalam konferensi pers evaluasi arus mudik Lebaran Tahun 2019, Rabu (19/6/2019).
Rest area juga menjadi sorotan MTI. Kelonggaran yang sempat diberikan kepada pemudik yang tidak kebagian rest area untuk berbuka puasa di bahu jalan turut menjadi biang keladi kemacetan. Belum lagi akibat pemanfaatan rest area sebagai meeting point rsesama pemudik untuk kemudian menuju kota yang sama.
Djoko mengusulkan agar rest area ditambah yang disertai dengan sosialisasi secara luas kepada masyarakat.
Secara umum MTI menilai tahun ini mudik lebih nyaman ketimbang tahun lalu, yang ditandai oleh penurunan angka kecelakaan, ketersediaan infrastruktur yang membaik, dan penetapan sejumlah strategi manajemen rekayasa lalu lintas, termasuk kesiapan jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang semakin baik dan dilengkapi rambu, marka, dan penerangan jalan umum.
"Tol Trans-Jawa sudah terhubung dari Merak hingga Probolinggo dan bercabang hingga Malang. Tol Trans-Sumatra belum terhubung penuh, tetapi sudah dapat digunakan hingga Palembang dari Bakauheni dan membantu pemudik yang tidak mampu beli tiket pesawat," jelas Djoko.
Selain itu, waktu tempuh hingga ke Solo dan sekitarnya dua tahun lalu minimal 30 jam. Namun sejak tahun lalu, sudah bisa 10 jam menggunakan tol Trans-Jawa atau 7 jam dalam kondisi normal.
Penyelenggaraan angkutan penyelenggaraan Merak-Bakauheni yang kian baik pun turut berpengaruh. Dermaga eksekutif dengan kapal khusus berkapasitas besar dan dermaga khusus sepeda motor ikut melancarkan penyeberangan.
Dengan berangkat dari dermaga eksekutif, waktu tempuh bisa 1 jam untuk menyeberang Selat Sunda selebar 15 mil. "Pelayanan kapal yang lebih nyaman di penyeberangan ini hendaknya dapat ditularkan ke penyeberangan yang lain."