Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan rencana investasi perusahaan tidak akan terpengaruh dengan realisasi pendapatan nonaeronautika pada Januari--April 2019 yang di bawah dari target RKAP.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, total investasi yang dikucurkan perusahaan pada tahun ini mencapai Rp17,5 triliun untuk mengembangkan kapasitas beberapa bandara yang dikelola.
"Sejauh ini kami belum ada rencana untuk mengkaji ulang [proyek investasi]. Investasi kami sangat urgent karena untuk meningkatkan kapasitas di bandara," kata Faik, Kamis (23/5/2019).
Dia menuturkan, realisasi pendapatan aeronautika dalam 4 bulan pertama tahun ini di bawah target yang ditetapkan dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP). Adapun, selisih dari target tersebut sekitar Rp200 miliar--300 miliar.
Kendati demikian pihaknya akan mengupayakan peningkatan portofolio bisnis nonaeronautika agar bisa menutup penurunan pendapatan aeronautika. Diharapkan kegiatan investasi bisa berjalan lancar.
Selain menyelesaikan pembangunan Yogyakarta Internasional Airport di Kulon Progo hingga akhir 2019, operator bandara di wilayah tengah dan Timur Indonesia ini juga memiliki target untuk menyelesaikan pengembangan Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin pada Oktober 2019.
Pengembangan senilai Rp2,3 triliun ini mencakup pembangunan apron Timur dan gedung terminal. Apron Timur yang saat ini seluas 80.200 m² dengan kapasitas 8 unit pesawat akan diperluas hingga 129.800 m², sehingga mampu menampung 16 unit pesawat.
Sementara itu, gedung terminal yang saat ini seluas 9.200 m² akan dikembangkan menjadi 108.00 m² yang mampu menampung hingga 12 juta penumpang per tahun.
Selanjutnya, ada proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar yang diharapkan selesai dalam waktu 1,5 hingga 2 tahun. Proyek pengembangan bandara tersebut dilakukan dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selaku mitra kontraktor.
Proyek pengembangan tahap pertama dibagi menjadi dua paket. Paket pertama, terdiri dari pekerjaan revitalisasi terminal eksisting, perluasan terminal existing sisi selatan, gedung parkir, akses jalan utama terminal, sedangkan paket kedua terdiri atas pekerjaan pembangunan apron selatan dan apron Timur beserta infrastruktur penunjang.
Pada proyek pengembangan ini, terminal existing akan diperluas dari yang saat ini hanya 51.815 meter² dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun menjadi 144.480 meter² dengan kapasitas 15,5 juta penumpang per tahun.
Proyek berikutnya adalah revitalisasi gedung terminal Bandara Juanda di Surabaya. Pada tahap pertama, pembangunan terminal 1 akan diperluas ke arah Timur seluas 29.000 meter², sehingga total luas menjadi 91.700 meter² dengan kapasitas penumpang 8.77 juta penumpang per tahun.
Adapun, pengembangan tahap 2, akan diperluas ke arah barat seluas 45.500 meter². Nantinya, total kapasitas terminal 1 Bandara Juanda akan menjadi 15,17 juta penumpang per tahun dengan luas 132.700 meter².
"Jadi dalam waktu 2 tahun, wajah [bandara-bandara] AP I akan berubah menjadi lebih bagus dan lebih cantik," ujarnya.