Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI M. Misbakhun mengharapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode 2019-2024 mendatang mampu memacu pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen melalui investasi.
Menurutnya, kunci penting untuk memacu investasi adalah membentuk tim ekonomi pemerintah yang benar-benar bisa dipercaya dan memahami visi Presiden Ketujuh RI tersebut.
"Saya berharap ada perombakan besar-besaran tim ekonomi Presiden Jokowi jilid kedua. Bagaimanapun cita-cita Pak Jokowi sangat tinggi, misalnya sebelum pemilu usai beliau sudah mewacanakan pemindahan ibu kota dan mau membawa Indonesia menjadi negara maju," tutur Misbakhun, Senin (20/5/2019).
Influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo- Maruf Amin itu menambahkan, tim ekonomi pemerintahan periode 2019-2024 harus mengerti pasar secara riil. “Yaitu bagaimana regulasi bisa berjalan dan mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi,” ujarnya.
Adapun ide tersebut juga sempat disampaikan Misbakhun dalam forum diskusi bertajuk 'Memprediksi Iklim Investasi Indonesia Pasca Pilpres 2019' yang dibuka Ketua DPR Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta baru-baru ini.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sependapat dengan Misbakhun tentang pentingnya memacu pertumbuhan ekonomi melalui investasi.
Dia menjelaskan bahwa pemerintah akan menggalakkan investasi dalam industri pengolahan dan jasa dengan nilai tambah tinggi.
"Pemerintah ke depan juga akan melakukan perbaikan iklim investasi termasuk perbaikan sistem tenaga kerja. Lalu menggalakkan industrialisasi berbasis sumber daya alam," ujarnya.
Direktur IndoSterling Aset Manajemen F Stevan Purba menilai, kondisi fundamental Indonesia saat ini masih baik, meski ada pengaruh eksternal akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.
Namun, Stevan melihat potensi dana tabungan untuk investasi bidang infrastruktur. "Investasi infrastruktur yang ada berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen dan masih butuh lebih banyak lagi," ujarnya.
Hanya saja, kata Stevan, ada hal selain infrastruktur fisik yang memerlukan perhatian serius, yakni infrastruktur lunak. Menurutnya, infrastruktur lunak bisa melengkapi kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Meningkatnya infrastruktur yang diiringi dengan infrastruktur lunak lalu dipadukan dengan teknologi bisa digunakan untuk membangun infrastruktur ke depan," katanya.