Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Tiket Pesawat Mahal, Organda : Pemudik Pilih Mobil Pribadi

Sekretaris Jenderal Organda Ateng Haryono memprediksi, kenaikan penumpang angkutan jalan raya seperti otobus paling tinggi mencapai 30%.
Ilustrasi - Pemudik dengan mobil pribadi antre masuk kapal RoRo untuk menyeberangi Selat Sunda di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (23/6)./Antara-Sigid Kurniawan
Ilustrasi - Pemudik dengan mobil pribadi antre masuk kapal RoRo untuk menyeberangi Selat Sunda di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (23/6)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) memprediksi, perpindahan penumpang moda transportasi udara lebih banyak beralih ke moda angkutan pribadi roda empat dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum seperti bus.


Sekretaris Jenderal Organda Ateng Haryono memprediksi, kenaikan penumpang angkutan jalan raya seperti otobus paling tinggi mencapai 30%.


"Kalau kami prediksi, kenaikan [penumpang] angkutan bus itu paling sampai 30% karena sebarannya tak ada yang bisa jamin apakah mereka [akan pindah] ke angkutan umum jalan raya atau mungkin lebih senang pakai mobil sendiri," terangnya kepada Bisnis, Rabu (15//5/2019).


Dia menuturkan calon penumpang pesawat kemungkinan lebih banyak melakukan perpindahan ke angkutan roda empat untuk mencoba jalan tol yang baru selesai dibangun. Di antara para pengguna moda udara tersebut, mereka akan lebih memilih angkutan pribadi karena jarak Jakarta--Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 12 jam.

Menurutnya, kecenderungan menggunakan kendaraan pribadi lebih tinggi karena ingin mencoba jalur tol Trans-Jawa dan tol Trans-Sumatra.


Dia menjelaskan, sebenarnya para perusahaan otobus (PO) selama ini dalam posisi okupansi tidak maksimal. Artinya, masih ada jarak kapasitas yang dapat dipenuhi oleh PO.


"Posisi kapasitas kami tidak juga turun ketika okupansi agak menurun, bukan berarti kami ada penurunan ukuran, yang idle atau tidak digunakan kami siapkan kembali," tuturnya.


Dia memastikan, armada yang digudangkan tersebut tetap siap jalan dan melayani kebutuhan para pemudik.


"Saya pikir agak ngeri justru malahan karena jalan raya begitu luar biasa jumlah perpindahan orang itu, bagaimana pembagian modanya itu jadi persoalan. Kalau itu jadi [pindah] ke kendaraan pribadi meskipun jalan raya akan macet dan memengaruhi trayek angkutan jalan raya," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper