Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Tekan Pertumbuhan Pengajuan KPR

Turunnya penggunaan KPR kemungkinan karena banyak penurunan di pembelian hunian kelas menengah ke atas. Pasar properti menjelang pemilihan umum jadi penyebab utama.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah pembeli rumah yang menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mengalami penurunan pada kuartal I/2019 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Namun meski turun tipis, KPR masih jadi pilihan utama.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa turunnya penggunaan KPR kemungkinan karena banyak penurunan di pembelian hunian kelas menengah ke atas. Menurutnya pasar properti menjelang pemilihan umum jadi penyebab utama.

"Kalau di sektor rumah menengah dan menengah ke bawah justru naik [pengguna KPR-nya], tapi memang kapasitasnya sudah mau habis, jadi naiknya tidak banyak. Mungkin dari yang menengah atas banyak turun, kan sekarang juga banyak pengusaha yang bisa beli tunai di sektor itu [menengah atas]," jelasnya kepada Bisnis saat dihubungi lewat telepon, Minggu (12/5/2019).

Adapun, Totok menyebut bahwa untuk sektor properti yang menyasar menengah atas awal tahun ini sangat dipengaruhi oleh periode pemilihan umum. Hal itu membuat banyak orang menunda transaksi sehingga pengajuan KPR menjadi turun.

Selanjutnya, dari sisi pasok, jumlah unit rumah yang diluncurkan pengembang pada awal tahun juga relatif lebih sedikit, sehingga jumlah transaksi juga jadi lebih rendah.

"Biasanya KPR bisa tumbuh sekitar 10 persen per tahun, tapi karena periode pemilu dan karena kapasitasnya menipis tadi jadi nggak sampai segitu. Kan masih tunggu sampai tanggal 22 [Mei] ini kan hasil pemilu, saya yakin habis itu bisa tumbuh normal, lebih cepat lagi," sambungnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah konsumen yang mengajukan KPR secara keseluruhan pada kuartal I/2019 turun menjadi 74,16 persen dari kuartal IV/2018 yang mencapai 76,73 persen. Namun, jumlahnya masih mendominasi dan jadi pilihan jika dibandingkan dengan metode pembiayaan melalui tunai sebesar 8,51 persen dan tunai bertahap sebesar 17,33 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper