Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dukung Pertamina Produksi Migas Nasional

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mendukung upaya Pertamina untuk memproduksi solar dari seluruh pasokan minyak bumi dalam negeri.
pertamina, produksi migas
pertamina, produksi migas

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mendukung upaya Pertamina untuk memproduksi solar dari seluruh pasokan minyak bumi dalam negeri.

Menurutnya, pengurangan impor bukan karena permintaan turun tetapi lebih mengutamakan pasokan lokal untuk mengisi kebutuhan dalam negeri. "Itu kan kebijakan kita beli dari dalam negeri. Kebijakan B20 sudah berpengaruh," katanya, Jumat (10/5/2019).

Sebelumnya, Untuk jenis heavy crude oil, saat ini Pertamina mendapatkan dari PT Chevron Pacific Indonesia untuk jenis Duri dan SLC, yang jumlahnya sekitar 2 juta - 3 juta barel per bulan. Dengan begitu, induk usaha migas ini pun tidak lagi mengimpor minyak mentah jenis heavy dan super heavy.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan Pertamina memang membutuhkan crude dengan ragam berbeda untuk memproduksi BBM. Menurutnya, setiap jenis crude, baik yang heavy, medium dan light memiliki ada batasan kapasitas masing-masing.

“Contohnya saat ini heavy crude sudah terpenuhi, karenanya walaupun ada KKKS yang memiliki crude jenis ini, Pertamina tidak perlu menyerap lebih banyak lagi,” katanya.  

Fajriyah mengatakan pihaknya masih kekurangan crude berjenis medium dan light. Untuk itu, impor masih diperlukan karena pasokan dalam negeri tidak dapat memenuhinya.

Hingga April 2019 volume impor crude Pertamina tercatat sebanyak 25 juta barel atau turun drastis dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang sekitar 48 juta barel. Penurunan ini juga berdampak pada penurunan nilai biaya impor sebesar US$1,4 miliar atau ekuivalen lebih dari Rp20 Triliun.

Sementara itu, Pertamina telah melakukan kesepakatan untuk pembelian minyak dan kondensat dalam negeri sebanyak 137.000 barel per hari (bph) yang berasal dari 32 KKKS.

Fajriyah menambahkan untuk bagian produksi anak usaha Pertamina, seluruhnya dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri. “Untuk pertamina dan anak perusahaan domestik, diserap untuk dalam negeri,” tambahnya.

Sementara itu, menurut data SKK Migas, dari produksi minyak nasional saat ini, 18% berjenis light crude, 14% berjenis medium crude dan sisanya heavy crude.

"Kondisi saat ini volume minyak dalam negeri 18 itu mengarah ke light, 14 medium dan sisanya heavy. Yang light memang intinya kondensat, nah kalau  terkait kebutuhan Pertamina, kami tidak bisa komentar," katanya, kepada Bisnis, Jumat (10/5/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper