Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha perusahaan otobus [PO] mengeluhkan infrastruktur jalan yang rusak di jalan-jalan nasional sehingga potensi kecelakaan lalu lintas pun jadi masalah serius. Padahal, musim mudik Lebaran 2019 sudah di depan mata.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan menilai menjelang arus mudik Lebaran 2019 ini masih banyak yang perlu dipersiapkan pemerintah.
"Masih ada infrastruktur jalan provinsi atau negara yang rusak belum ada tanda-tanya diperbaiki sehingga mengganggu kendaraan pemudik melalui jalur tersebut," ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (10/5/2019).
Dia mencontohkan, beberapa wilayah tersebut ada di Sumatra Utara, jalur Lintas Timur Sumatra di wilayah Jambi--Riau, Jambi--Sumatra Selatan, jalur Lintas Tengah Jawa di wilayah Brebes dan Banyumas, Lintas Pantura di wilayah Batang-Plelen-Gringsing sampai Kendal.
Menurutnya, jalur-jalur tersebut berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintar terutama bagi para pemudik yang menggunakan kendaraan sepeda motor.
Padahal, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Perhubungan memperkirakan populasi yang akan melakukan mudik pada 2019 di wilayah Jabodetabek sebanyak 3.465.458 rumah tangga, dengan total populasi pemudik sebanyak 14.901.468 orang atau 44,1% dari total penduduk Jabodetabek 2018 sebanyak 33.759.549 orang.
Karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang (30%), mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang (28,9%). Artinya, terdapat 58,9% pemudik menggunakan jalur darat.
Sisanya, pemudik menggunakan kereta api sebanyak 2.488.058 orang (16,7%), pesawat sebanyak 1.411.051 orang (9,5%) dan menggunakan sepeda motor sebanyak 942.621 orang (6,3%), dan sisanya menggunakan moda lain.