Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi April 0,44 Persen Dipicu Harga Bawang. Ini Videonya

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Kamis (2/5/2019), mengumumkan data inflasi April dan indikator ekonomi lainnya. Simak live streamingnya dari akun Youtube BPS Statistic di atas.
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Kamis (2/5/2019), mengumumkan data inflasi April dan indikator ekonomi lainnya. Simak live streamingnya dari akun Youtube BPS Statistic di atas.

Adapun data ekonomi yang dipaparkan Kepala BPS Suhariyanto adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi April 2019,
2. Indeks Harga Perdagangan Besar April 2019,
3. Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah April 2019,
4. Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Maret 2019, dan
5. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan I-2019

12:36 WIB
Penumpang Pesawat Turun, Harga Tiket masih Nai

Penumpang angkutan udara domestik mengalami penurunan sebesar 21,94% secara tahunan dipicu oleh tingginya harga tiket pesawat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan ini harus menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani, mengingat potensi kenaikan harganya terbuka lebar saat musim libur Lebaran.

"Sementara itu, penurunan ini perlu menjadi perhatian karena akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di sektor transportasi," tegas Suhariyanto.

Dari catatan BPS, tarif tiket pesawat memang menjadi salah satu penyumbang inflasi April 2019 dengan andil 0,03%. Adapun, inflasi tahunannya tercatat sebesar 2,83% dengan andil sebesar 0,31%.

"Kenaikan harganya hampir 11%. Ini yang tadi saya bilang perlu mendapat perhatian," tegasnya. Dari 82 kota IHK, sebanyak 39 kota mengalami inflasi tiket pesawat a.l. Banjarmasin sebesar 23% dan Surakarta sebesar 16%. 

Penurunan penumpang pesawat ini membuat masyarakat memilih moda transportasi lain seperti kereta dan kapal laut.

Selama Januari–Maret 2019 jumlah penumpang kapal laut mencapai 5,1 juta orang atau naik 5,62% dibanding dengan periode yang sama tahun 2018. Pada periode yang sama, jumlah penumpang kereta tercatat mencapai 102,8 juta orang atau naik 0,86% dibanding periode yang sama tahun 2018.

12:13 WIB
Produksi Manufaktur Naik 4,45 Persen

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2019 naik sebesar 4,45 persen (y-on-y) terhadap triwulan I-2018. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi Industri Pakaian Jadi, naik 29,19 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, turun 20,98 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2019 naik sebesar 0,61 persen (q-to-q) terhadap triwulan IV-2018. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah Industri Furnitur, naik 12,61 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, turun 23,13 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2019 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Gorontalo, naik 31,61 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Jambi, turun 24,65 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2019 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Gorontalo, naik 34,96 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Jambi, turun 31,56 persen.

11:46 WIB
Kunjungan Wisman Maret Turun 1,82 Persen

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Maret 2019 mengalami penurunan 1,82 persen dibanding jumlah kunjungan pada Maret 2018, yaitu dari 1,36 juta kunjungan menjadi 1,34 juta kunjungan.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan Februari 2019, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2019 mengalami kenaikan sebesar 5,90 persen.

Secara kumulatif (Januari–Maret 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,82 juta kunjungan atau naik 4,28 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 3,66 juta kunjungan.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Maret 2019 mencapai rata-rata 52,89 persen atau turun 4,21 poin dibandingkan dengan TPK Maret 2018 yang tercatat sebesar 57,10 persen. Sementara itu, jika dibanding TPK Februari 2019, TPK hotel klasifikasi bintang pada Maret 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,45 poin.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Maret 2019 tercatat sebesar 1,81 hari, terjadi penurunan sebesar 0,14 poin jika dibandingkan keadaan Maret 2018.

11:41 WIB
Indeks Harga Produsen Naik 1,66 Persen Y-on-Y

Indeks Harga Produsen (IHP) triwulan I-2019 naik 0,12 persen terhadap triwulan IV-2018 (q-to-q) dan naik 1,66 persen terhadap triwulan I-2018 (y-on-y).

IHP Sektor Pertanian triwulan I-2019 naik 0,27 persen terhadap triwulan IV-2018 (q-to-q) dan naik 1,02 persen terhadap triwulan I-2018 (y-on-y).

IHP Sektor Pertambangan dan Penggalian triwulan I-2019 turun 1,98 persen dibandingkan triwulan IV-2018 (q-to-q) dan naik 0,17 persen terhadap triwulan I-2018 (y-on-y).

IHP Sektor Industri Pengolahan triwulan I-2019 naik 0,40 persen terhadap triwulan IV-2018 (q-to-q), demikian pula terhadap triwulan I-2018 (y-on-y) naik 2,06 persen.

IHP Sektor Pengadaan Listrik dan Gas triwulan I-2019 naik 0,01 persen dibandingkan dengan triwulan IV-2018 (q-to-q) dan terhadap triwulan I-2018 (y-on-y) naik 0,43 persen.

IHP Sektor Pengelolaan Air triwulan I-2019 naik 0,01 persen dibandingkan dengan triwulan IV-2018 (q-to-q) dan naik 0,07 persen terhadap triwulan I-2018 (y-on-y).

IHP Sektor Angkutan Penumpang triwulan I-2019 naik 2,16 persen terhadap triwulan IV-2018 (q-to-q) sedangkan terhadap triwulan I-2018 (y-on-y) naik 7,19 persen.

IHP Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman triwulan I-2019 naik 0,23 persen terhadap triwulan IV-2018 (q-to-q) dan naik 0,86 persen terhadap triwulan I-2018 (y-on-y).

11:32 WIB
Nilai Tukar Petani Turun 0,21 persen

Nilai tukar petani turun 0,21 persen menjadi 104,03 dipicu penurunan harga karena beras sedang memasuki panen raya. Sementara itu, harga holtikultura mengalami kenaikan.

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
NTP nasional April 2019 sebesar 102,23 atau turun 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,12 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,61 persen.
Pada April 2019, NTP Provinsi Gorontalo mengalami penurunan terbesar (1,60 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi (1,39 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.
Pada April 2019 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,81 persen, dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional April 2019 sebesar 111,13 atau relative stabil dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Dari 2.431 transaksi penjualan gabah di 30 provinsi selama April 2019, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 70,13 persen, gabah kering giling (GKG) 10,74 persen, dan gabah kualitas rendah 19,13 persen.
Selama April 2019, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.357,00 per kg atau turun 5,37 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.446,00 per kg atau turun 5,53 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.127,00 per kg atau turun 7,29 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.221,00 per kg atau turun 7,65 persen. Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.022,00 per kg atau turun 6,37 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.119,00 per kg atau turun 6,25 persen.
Dibandingkan April 2018, rata-rata harga pada April 2019 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG dan gabah kualitas rendah mengalami penurunan masing-masing 4,37 persen, 2,21 persen, dan 6,65 persen. Demikian juga di tingkat penggilingan, rata-rata harga pada April 2019 dibandingkan dengan April 2018 untuk GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah juga mengalami penurunan masing-masing 4,25 persen, 2,71 persen dan 6,63 persen.
Pada April 2019, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.465,00 per kg, turun sebesar 3,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.144,00 per kg, turun sebesar 4,30 persen. Sementara rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.936,00 per kg, turun sebesar 3,61 persen.
Dibandingkan dengan April 2018, rata-rata harga beras di penggilingan pada April 2019 untuk semua kualitas yaitu premium, medium, dan rendah mengalami penurunan masing-masing 0,63 persen, 1,83 persen, dan 0,61 persen.
11:25 WIB
Inflasi April Dipicu Kenaikan Harga Bawang

Inflasi April 2019 mencapai 0,44 persen dipicu kenaikan harga bahan makanan terutama bawang yang harganya naik, sementara harga beras turun.

Pada April 2019 terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,47. Dari 82 kota IHK, 77 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,30 persen dengan IHK sebesar 140,66 dan terendah terjadi di Pare-Pare sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 129,45. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,27 persen dengan IHK sebesar 131,74 dan terendah terjadi di Maumere sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 126,03.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 1,45 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12 persen; kelompok sandang sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–April) 2019 sebesar 0,80 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2019 terhadap April 2018) sebesar 2,83 persen.

Komponen inti pada April 2019 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–April) 2019 sebesar 0,89 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (April 2019 terhadap April 2018) sebesar 3,05 persen.


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper