Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan ketersediaan hunian layak melalui pembangunan hunian vertikal atau rumah susun (Rusun).
Sejak 2015 – 2018, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan telah membangun rumah susun sejumlah 728 tower dengan total 44.893 unit.
Tahun ini, ditargetkan pembangunan sejumlah 137 tower atau 6.873 unit, sehingga total rumah susun yang terbangun pada tahun 2015 – 2019 sejumlah 865 tower atau 51.766 unit.
Di Provinsi Jawa Tengah, terhitung sejak awal 2019 Kementerian PUPR telah meresmikan tujuh rusun sewa (rusunawa) yang diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) maupun pelajar/mahasiswa. Satu lagi rusun yang telah selesai dibangun dan siap dimanfaatkan yakni Rusun Mangkubumen, Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan rusun selain untuk MBR, juga diperuntukkan bagi para mahasiswa, pelajar, santri, dan pekerja, termasuk para Aparatur Sipil Negara (ASN), dan TNI/Polri. Hal ini merupakan bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni bagi MBR.
Salah satunya Rusun Mangkubumen di Surakarta yang telah selesai dibangun tahun 2018. Rusunawa yang berada di tepi Kali Pepe itu menambah alternatif hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Surakarta.
Baca Juga
Pembangunannya dilakukan bersinergi dengan Pemkot Surakarta sebagai penyedia lahan, sementara konstruksi dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan.
Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi Abdul Hamid mengatakan pembangunan Rusun merupakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu MBR memiliki rumah layak huni.
“Program pembangunan Rusun tetap dilanjutkan bagi MBR, ASN yang bertugas di perbatasan, mahasiswa dan santri,” kata Khalawi dalam siaran resminya Senin (29/4/2019).
Rusun Mangkubumen dibangun setinggi lima lantai dengan 77 unit kamar tipe 36. Dari total unit tersebut sebanyak dua unit diperuntukkan khusus untuk difabel dan sisanya 75 unit standar. Setiap unitnya terdapat ruang dapur, toilet, kamar tidur utama, dan kamar anak.
Rusun juga telah dilengkapi dengan jalan lingkungan, drainase, dan setiap unitnya tersedia meubelair, yakni lemari, tempat tidur, meja, dan kursi. Anggaran untuk pembangunan rusun ini berasal dari dana APBN sebesar Rp 22,6 Miliar oleh kontraktor Erdea Riyah, KSO.
"Dengan adanya rusun ini, warga di sekitar sangat mendukung salah satu program pemerintah ini. Saya sudah mengontrak di sekitar area rusun ini selama 3 tahun, dan 2 bulan yang lalu saya sudah mendaftar ke pemkot surakarta untuk menyewa salah satu hunian rusun itu. Saya sudah lihat kondisi dalam rusunnya, sudah ada mebel ternyata. Saya semakin yakin untuk tinggal di rusunawa itu" ujar Bapak Daru yang kesehariannya berjualan gorengan.