Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana memanfaatkan lahan sejumlah lahan suboptimal maupun lahan pertanian sebagai pendukung pengembangan pembangkit listrik tenaga surya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Sutijastoto mengatakan akan mengoptimalkan lahan bekas tambang untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya.
Menurutnya, bukan menjadi suatu ketidakmungkinan juga untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan memanfaatkan lahan pertanian. Sebab, di Bali dia mencontohkan ada satu eprusahaan di Bali yang mampu menafaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam sekaligus dengan menjadi PLTS.
“Di Bali ada perusahaan namanya Aqua yang mengembangkan PLTS dikombinasikan dengan pertanian, itu satu-satunya, bawah pertanian atasnya PLTS,” katanya, Senin (29/4/2019).
Menurutnya, selain lahan kering yang sudah tidak optimal, kawasan hutan juga mungkin dijadikan lokasi PLTS. Namun, tidak semua katagori hutan, yakni hanya hutan tanaman industri.
Sementara, hutan konservasi dinilai hanya cocok untuk pembangkit geothermal karena tidak memerlukan lahan yang luas. Apalagi, pembangkit geothermal dinilai mampu melindungi hutan agar tidak ditebangi. Apabila hutan ditebangi, air bawah tanah akan kering dan mempengaruhi panas bumi yang terkandung di dalamnya.