Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) mampu berakselerasi lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama tahun ini. Capaian tersebut didorong inventaris dan perdagangan yang mengimbangi perlambatan belanja konsumen.
Menurut data Departemen Perdagangan AS, dirilisJumat (26/4/2019), Produk Domestik Bruto (PDB) AS berekspansi 3,2 persen secara tahunan pada kuartal I/2019.
Raihan tersebut melampaui perkiraan dalam survei Bloomberg untuk pertumbuhan sebesar 2,3 persen, sekaligus lebih besar daripada kenaikan sebesar 2,2 persen pada kuartal sebelumnya.
Kendati demikian, belanja konsumen, bagian terbesar dari ekonomi, naik 1,2 persen atau sedikit di atas perkiraan, sedangkan investasi bisnis tergerus.
Sementara itu, indeks harga belanja konsumsi pribadi, tidak termasuk makanan dan energi, melambat menjadi 1,3 persen, jauh di bawah target Federal Reserve sebesar 2 persen.
Akselerasi pada kuartal I/2019 mencerminkan dorongan gabungan terbesar sejak 2013 untuk dua komponen yang biasanya volatil, yakni inventaris dan perdagangan.
“Peningkatan pertumbuhan terutama mencerminkan penurunan impor, pengeluaran pemerintah negara bagian dan lokal yang lebih besar, serta meningkatnya inventaris yang diimbangi oleh perlambatan belanja konsumen dan investasi tetap,” terang Departemen Perdagangan AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Bloomberg.
Pertumbuhan mampu meningkat terlepas dari penutupan sebagian layanan pemerintah federal (partial government shutdown) pada Januari 2019, yang mengurangi 0,3 poin persentase dari laju pertumbuhan kuartalan akibat berkurangnya layanan.
Kenaikan upah yang stabil dan kesabaran The Fed atas kenaikan suku bunga acuan berpotensi membantu memperpanjang ekspansi ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal selanjutnya.
Namun, dampak yang mereda dari langkah pemotongan pajak dan efek perlambatan global dapat tetap mempersulit target pertumbuhan berkelanjutan sebesar 3 persen yang diinginkan Presiden Donald Trump.