Bisnis.com, JAKARTA -- Berdasarkan hasil riset Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia, industri penyewaan perkantoran bersama atau coworking space terus berkembang pesat pada 2019. Sejak kuartal IV/2018 hingga kuartal I/2019 pertumbuhannya meningkat 34 persen atau sebanyak 160.000 meter persegi.
Head of Research JLL James Taylor mengatakan bahwa pertumbuhan coworking sejak tahun lalu mengalami pertumbuhan signifikan.
Pertumbuhan bisnis properti ini diungguli oleh Co-Hive yang mengalami pertumbuhan bisnis hingga 26 persen, Wework 14 persen, Gowork 10 persen, Regus 11 persen CEO Suite, Kolega, Marquee dengan pertumbuhan nilai yang sama yakni 4 persen, JustCo 3 persen dan The executive Center 2 persen.
“Meskipun penetrasi pasar dari asing tinggi, industri Coworking lokal masih mendominasi pasar properti. Terdapat 84 persen industri lokal yang menguasai pasar dan 16% industri internasional yang berdiri,” ujar James menurut riset tertulisnya.
Pada kuartal pertama 2019, JLL mendata Cohive telah mengekspansi lahannya sekitar 25.000 meter persegi, disusul Gowork sebanyak 9.000 meter persegi, dan WeWork seluas 5000 meter persegi.
Total pasokan kantor dan coworking di kawasan CBD meningkat di kuartal pertama 2019. Adapun pertumbuhan tersebut menjadi 106 center, dengan 47 operator, serta total 160.000 meter persegi sejak kuartal keempat 2018.
Baca Juga
Adapun kawasan yang paling diminati sebagai coworking space di kawasan segitiga CBD, yakni Kuningan seluas 25.000 meter persegi, kawasan Sudirman dengan luas 15.000 meter persegi disusul dengan wilayah Thamrin sebanyak 5000 meter persegi.
Selain itu, hingga saat ini kawasan Gatot Subroto masih belum didominasi oleh coworking. Padahal, Gatot Subroto menjadi salah satu kawasan potensial CBD.